Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengumumkan target pemerintah untuk menyelesaikan proyek transmisi pipa gas bumi Dumai-Sei Mangke sepanjang 400 km tersebut untuk rampung pada tahun 2027.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahun 2024 ini sedang tahap penyiapan," Arifin menyatakan di Kantor Kementerian ESDM, dikutip melalui keterangan resmi pada Jumat, 5 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proyek ini merupakan bagian integral dari Proyek Strategis Nasional (PSN), yang mendapat mandat dari Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.
Salah satu tujuan utama proyek pipa gas Dumai-Sei Mangke adalah untuk mengantisipasi potensi kelebihan gas bumi, terutama di Laut Andaman. Dengan panjang pipa 400 KM, proyek ini akan menghubungkan potensi gas di Wilayah Kerja (WK) Agung dan Andaman di Aceh untuk dimanfaatkan di Jawa dan Sumatera.
Arifin menjelaskan bahwa hasil dari proyek ini akan mendukung industri dengan memberikan suplai gas bumi yang mencukupi. "Jadi nanti kalau ada gas itu, selain nanti untuk bikin pabrik pupuk dan juga petrochemical di lhokseumawe (Aceh) dan area yang sekarang," Arif melanjutkan.
Total anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan pipa gas Dumai-Sei Mangke mencapai Rp6,6 triliun. Dana ini akan digunakan untuk menyalurkan potensi gas bumi dari WK Agung dan Andaman di Aceh, memperkuat distribusi gas bumi di Jawa dan Sumatera.
Arifin juga menyatakan bahwa dengan selesainya proyek pipa gas Dumai-Sei Mangke, jaringan pipa gas bumi akan tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur. Ini akan mendukung pula penyelesaian ruas pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I yang telah rampung pada tahun 2023 dan Cisem Tahap II yang dijadwalkan selesai pada tahun 2025.
Dengan tersambungnya jaringan pipa gas bumi, masyarakat dapat menikmati manfaatnya melalui pembangunan jaringan gas bumi (jargas) rumah tangga di sepanjang jalur pipa tersebut. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap LPG.
"Ini kedepannya yang kita bikin mudah, sehingga affordable (terjangkau) buat masyarakat, dan harganya bisa kompetitif dan bisa lebih murah dibandingkan dengan LPG." Arifin menjelaskan.