Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum (Menteri PU) Dody Hanggodo berharap merespons positif Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto kemarin. Ia berharap Danantara bisa memperkuat pengelolaan aset negara sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi nasional melalui percepatan pembangunan infrastruktur strategis.
“Kehadiran Danantara membuka peluang lebih luas bagi sektor swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur nasional,” kata Dody Hanggodo melalui keterangan resmi, Selasa, 25 Februari 2025.
Menurut Dody Hanggodo, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan Danantara akan menjadi kunci utama dalam menciptakan konektivitas yang lebih baik. Mulai dari mempercepat pemerataan pembangunan hingga meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global. Dengan adanya Danantara, kata dia, skema pembiayaan infrastruktur tidak hanyamengandalkan investasi jangka panjang dari berbagai pihak.
“Kami ingin menciptakan sistem pembiayaan yang berkelanjutan agar pembangunan infrastruktur tidak terhambat oleh keterbatasan anggaran,” ujar Dody Hanggodo. “Dengan model yang lebih fleksibel, kita bisa memastikan bahwa proyek-proyek strategis tetap berjalan dan memberikan manfaat luas bagi rakyat.”
Adapun untuk 2025, anggaran Kementerian PU ditetapkan senilai Rp 50,48 triliun. Sebelumnya, pagu awal Kementerian PU adalah Rp 110,95 triliun tetapi kemudian pemangkasan anggaran seiring terbitnya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.
Setelah pemangkasan anggaran, Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Danantara di Istanan Negara Jakarta pada Senin, 24 Februari 2025. Prabowo sekaligus mengangkat Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani sebagai Kepala Badan Pelaksana (Chief Executive Officer/CEO) Danantara.
Dengan adanya Danantara, Prabowo menyatakan akan mengalokasikan hasil penghematan negara sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun ke Danantara untuk puluhan proyek strategis nasional. Prabowo juga mengatakan Danantara bukan hanya lembaga pengelola dana investasi, tetapi juga instrumen atau alat pembangunan nasional.
“Jangan salah, apa yang kami luncurkan hari ini bukan sekedar dana investasi, melainkan instrumen alat pembangunan nasional yang harus bisa mengubah cara mengelola kekayaan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Prabowo.
Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: KAI Gelar Promo Tiket Kereta, Diskon hingga 20 Persen Jelang Puncak Mudik Lebaran
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini