Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Merry X-Mas, Dengan Byar-pet

Menjelang natal di Bali, listrik PLN sering padam. Sejumlah hotel seperti Bali Beach terkena pemadaman. Turis-turis mengeluh. Akibat sebuah turbin gas sedang turun mesin. Jaringan interkoneksi belum berfungsi.

12 Desember 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

POHON terang Natal di Bali tahun ini agaknya akan jadi pohon kadang-kadang-saja terang. Soalnya, di saat industri wisata giat menunggu turis akhir tahun, PLN giat menggilir pemadaman listrik. Sabtu pekan lalu, misalnya, Hotel Bali Beach yang tenar di pantai Sanur itu terpaksa menyilakan para tamunya naik turun dengan tangga, sebab tak ada listrik buat lift. Kamar-kamar kematian AC dan jadi gerah, dan Anda bayangkan saja suasana disko. Untunglah, pemadaman di situ hanya sekitar 15 menit. Dan untung, hotel berbintang lima itu punya pembangkit listrik (genset) sendiri. Tapi hotel yang lebih sederhana -- yang total mempunyai 11.000 kamar, dua kali lebih dari jumlah kamar hotel berbintang -- sudah beberapa pekan terpaksa menyuguhkan pemadaman listrik sampai tiga jam. Dan para turis asing umumnya tak menganggap acara byar-pet itu bagian dari hidup eksotis Pulau Dewata. Hotel Pemecutan Palace di Denpasar misalnya. November lalu beberapa pejabat keluarga berencana dari Bangladesh menempati lima kamar di sana. Tadinya mereka memesan untuk tiga hari. Tetapi baru semalam, mereka terus cabut. "Saya tak mau jadi umpan nyamuk di sini," kata pemimpin rombongan. "Bagaimana kami tak merah kuping mendengar keluhan seperti itu?" kata I Gusti Ngurah Oka, Manajer Pemecutan Palace. Hotel berbintang dua yang berlangganan listrik 25.000 watt ini belum memelihara genset sendiri. Pemasangannya memang salah satu sumber biaya tinggi di bisnis hotel dan perkantoran di Indonesia. Selain hotel, toko-toko kaset di Kuta pun mengeluh. Para turis yang tengah mencoba kaset di toko Kul Kul -- dan penjualan kaset merupakan daya tarik tersendiri bagi turis asing -- langsung kabur tiap kali listrik padam. "Akibatnya, omset penjualan kami turun," keluh penjaga toko Kul Kul. Mungkin satu-satunya segmen besar dalam industri turisme Bali yang tak terkena akibat acara PLN itu adalah industri kerajinan kecil. Kesibukan mereka pada siang hari, sedangkan pemadaman terjadi pada malam hari. Lainnya, termasuk restoran dan homestay, alias penginapan di rumah kampung, diperkirakan terkena juga, meskipun pemerintah daerah dan PLN berusaha agar kawasan industri turisme agak terlindung dari pemadaman kali ini. Apa yang terjadi sebenarnya? Menurut sebuah sumber di PLN, krisis memuncak November barusan. Sebabnya: salah satu turbin gas pembangkit listrik untuk Bali yang berada di Pesanggrahan, berkekuatan 18.500 kW, harus turun mesin. Menurut Kepala Proyek Induk Jaringan PLN Jawa Timur dan Bali, Ir. Sofyan Saibir, pembangkit tenaga listrik di Pesanggrahan sudah tak bisa dipaksa bekerja dengan kapasitas penuh. Kapasitasnya sebenarnya sampai di atas 72.000 kW, cukup memadai buat Bali yang butuh listrik cuma 55.000 kW. Sementara itu, jaringan interkoneksi Jawa-Bali lewat kabel bertegangan tinggi di bawah laut, yang dipasang kontraktor Toyo Menka dari Jepang, ternyata belum berfungsi. "April lalu sudah diuji coba, tetapi jebol, sehingga harus diperbaiki lagi oleh kontraktor," kata Sofyan. Proyek interkoneksi itu akan memasok 200.000 kW bagi Bali. Biayanya cukup besar: untuk kabel laut saja akan menelan 887 juta yen dan 610 juta rupiah. Jaringan tegangan tingginya akan dibiayai dengan uang Jerman hampir 20 juta mark dan anggaran pemerintah 410 juta rupiah. Belum lagi gardunya yang dianggarkan 10,3 juta dolar dan 704,7 juta rupiah. Proyek itu diharapkan bakal berungsi mulai Agustus 1988. Dengan 200.000 kW, Bali kelak memang akan bisa, seperti kata Sofyan Saibir, "gebyar-gebyar". Tapi sementara ini turis -- yang jumlahnya tahun ini naik di atas 25%, sebesar hampir 260.000 orang -- diperkirakan boleh bermimpi merayakan Natal dan Tahun Baru 1988 dengan penuh pengertian, bahwa di Bali kegelapan juga akhirnya bisa dinikmati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus