Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Minyak Mentah Cemari Pulau Pari

Limbah minyak mentah kembali mencemari kawasan Pulau Pari di gugusan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Dari mana?

11 Agustus 2020 | 15.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Minyak Mentah. REUTERS/Angus Mordant

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Limbah minyak mentah kembali mencemari kawasan Pulau Pari di gugusan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Kali ini, minyak mentah terdampar di sepanjang pantai pulau dan sedang dibersihkan oleh warga setempat.

"Limbah minyak mentah ini mencemari sepanjang 2 kilometer pantai selatan Pulau Pari," kata nelayan dan juga Ketua Forum Peduli Pulau Pari (FP3) Mustaghfirin dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 11 Agustus 2020.

Jika dikumpulkan, kata dia, maka tumpukan limbah minyak ini bisa mencapai 50 tahun. Dalam foto-foto yang diterima Tempo, terlihat warga yang sedang membersihkan pantai dan tumpukan limbah dalam karung.

Masyarakat Pulau Pari menduga limbah minyak mentah ini berasal dari pengeboran minyak di perairan Indramayu hingga Karawang, Jawa Barat. Juli 2019, sumur YYA-1 di perairan Karawang yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) bocor dan memicu tumpahan minyak.

Saat itu, minyak yang bocor di Karawang juga merembes sampai ke perairan Pulau Pari. Rembesan ini disebut terjadi bersamaan dengan arus angin timur yang berlangsung pada Agustus setiap tahunnya.

Atas kejadian ini limbah minyak mentah saat ini, masyarakat Pulau Pari meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan uji forensik dan membuka hasilnya ke publik. Jika benar ini berasal dri pengeboran Karawang oleh Pertamina, maka warga meminta perusahaan negara itu untuk bertanggung jawab terhadap kerugian lingkungan dan masyarakat terdampak.

Tempo mengkonfirmasi pencemaran limbah minyak mentah ini kepada VP Relations PHE Ifki Sukarya. Ternyata, Pertamina juga belum bisa memastikan sumber dari limbah ini. "Kami belum mengetahui secara pasti," kata dia.

Ifki menyebut PHE ONWJ yang beroperasi di Laut Jawa bagian utara, Jawa Barat, saat ini tidak melakukan pengeboran, baik di perairan Karawang maupun Indramayu. Sumur YYA-1 yang sempat bocor pun, sudah ditutup sejak September 2019. "Jadi sudah aman," kata Ifki.

Ifki juga menyebut perairan Karawang yang sempat tercemar limbah minyak, juga sudah pulih sejak September 2019.

Atas kejadian limbah minyak di Pulau Pari ini, Ifki menyebut tim PHE ONWJ sudah ke lokasi dan membantu pengecekan. Mereka juga membicarakan masalah pembersihan dan penyimpanan hasil pembersihan limbah minyak itu nantinya.

Tempo mengkonfirmasi kembali kepada Buyung, warga Pulau Pari yang juga anggota FP3. Sampai Selasa siang, pukul 14.50 WIB ini, Buyung menyebut belum ada tim Pertamina yang turun ke lokasi limbah minyak. "Belum ada," kata dia.

FAJAR PEBRIANTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus