Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

26 Mei 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERBANKAN
Pemerintah Restui BRI Akuisisi Mutiara

Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyalakan lampu hijau bagi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk untuk membeli Bank Mutiara. Gatot Trihargo, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lain, mengatakan langkah itu sejalan dengan rencana BRI melakukan pengembangan anorganik. "Sudah dikomunikasikan dengan kami, dan saya rasa itu rencana yang bagus," katanya Selasa pekan lalu.

Gatot memastikan tidak terjadi dampak politis jika proses akuisisi berjalan secara berhati-hati. Saat ini ada 11 investor yang lolos dalam tahap prakualifikasi. Salah satunya BRI. Para investor ini akan melakukan penawaran awal, disusul uji tuntas, yang akan dibuka mulai pekan ketiga Juni 2014 hingga pekan keempat Juli 2014.

Penawaran akhir akan selesai pada pekan keempat Agustus 2014 dan masuk proses penutupan transaksi serta uji kelayakan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Penjualan diharapkan rampung sebelum jatuh tempo pada 20 November mendatang. Manajemen BRI telah menyiapkan Rp 3 triliun untuk pembelian Mutiara.

BUMN
Direktur Utama Pelni Dicopot

Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mendepak Syahril Japirin dari posisi Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Syahril, yang baru menjabat setahun, dinilai tidak mampu memperbaiki kinerja perusahaan. "Orangnya baik tapi kondisi keuangan tidak menggembirakan," katanya Kamis pekan lalu. Dahlan memilih mantan Direktur Komersial PT Kereta Api Indonesia Sulistyo Wimbo Hardjito sebagai pejabat baru.

Kondisi keuangan Pelni dalam setahun terakhir memang sangat terpuruk. Laba yang tercatat Rp 22 miliar pada 2012 kini terjun bebas menjadi merugi Rp 634 miliar. Syahril berdalih lonjakan kerugian itu akibat kenaikan harga minyak, pembengkakan utang masa lalu karena perbedaan kurs valuta asing, dan keterlambatan pembayaran public service obligation.

PINJAMAN
Utang Luar Negeri Naik

Bank Indonesia mencatat utang luar negeri per Maret 2014 mencapai US$ 276,5 miliar atau sekitar Rp 3.155 triliun. Angka itu naik 8,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebagian besar utang berasal dari swasta sebesar US$ 145,98 miliar. Sisanya bersumber dari pemerintah dan bank sentral, yang mencapai US$ 130,5 miliar.

Mayoritas utang luar negeri itu berdenominasi dolar Amerika Serikat senilai US$ 191,1 miliar. Adapun negara pemberi utang terbesar adalah Singapura sebesar US$ 52 miliar, Amerika Serikat US$ 41,1 miliar, dan Jepang US$ 35,1 miliar.

Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri menyatakan sejauh ini utang luar negeri tersebut masih aman. "Relatif oke, capital inflow-nya masih terjadi," ujarnya Selasa pekan lalu. Namun Chatib memastikan melakukan pemeriksaan terhadap pihak swasta yang melakukan pinjaman ke luar. l

PELABUHAN
Biaya Kontainer Diusulkan Naik

PT Pelindo II mengusulkan kenaikan tarif penanganan biaya kontainer 10 persen ke Kementerian Perhubungan. Rencananya, kenaikan ini akan diberlakukan di tiga terminal di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, yakni pada PT Jakarta International Container Terminal, Terminal Peti Kemas Koja, dan Terminal Mustika Alam Lestari.

Menjawab usul kenaikan ini, Kementerian Perhubungan menegaskan perlunya evaluasi dan sosialisasi selama tiga bulan. Pengamat Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Saut Gurning, menilai rencana tersebut cukup wajar mengingat belum ada kenaikan tarif lagi sejak 2008.

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Yuki Nugrahawan Hanafi juga tak keberatan atas usul tersebut. "Asal pelayanannya juga ditingkatkan," tuturnya Rabu pekan lalu. Menurut dia, kenaikan tarif jelas akan mempengaruhi biaya produksi perusahaan. Namun, jika pelayanan ditingkatkan dan waktu antrean menjadi lebih singkat, perusahaan tetap bisa melakukan efisiensi. l

PERTAMBANGAN
Bukit Asam Akuisisi Perusahaan Australia

PT Bukit Asam (Persero) Tbk berencana mengakuisisi perusahaan teknologi tambang asal Australia, Ignite Energy Resource Ltd. Direktur Utama Bukit Asam, Milawarma, mengatakan rencana akuisisi itu seiring dengan target perseroan memiliki teknologi yang dapat mengubah batu bara kalori rendah menjadi minyak mentah dan batu bara kalori tinggi.

Ignite Energy adalah perusahaan yang berbasis di Victoria, Australia. Perusahaan ini memiliki perusahaan bioenergi dan jumlah cadangan batu bara mencapai 16,4 miliar ton. Niat kerja sama kedua perusahaan telah disetujui pemerintah Victoria. Putusan final tentang akuisisi akan ditetapkan pada September mendatang. "Target kami sementara ini hingga 30 persen saham," kata Mila.

Untuk membeli perusahaan itu dibutuhkan sekitar US$ 500 juta. Dana untuk itu akan diambil dari kas internal perusahaan yang saat ini mencapai Rp 3,5 triliun. Dana akuisisi itu di luar angka belanja modal Bukit Asam tahun ini sebesar Rp 1,6 triliun.

EKONOMI INTERNASIONAL
Credit Suisse Didenda Rp 29 Triliun

Bank terbesar di Swiss, Credit Suisse, dinyatakan bersalah telah membantu sejumlah klien asal Amerika Serikat menghindari pembayaran pajak kepada negaranya. Credit Suisse menyatakan kesiapannya membayar denda US$ 2,6 miliar atau setara dengan Rp 29 triliun.

Jaksa Agung Amerika Serikat Eric Holder mengatakan Credit Suisse terbukti telah membantu sejumlah pembayar pajak untuk penghindaran pajak. "Pihak bank telah mengabaikan akuntabilitasnya untuk kepentingan sendiri dan telah melakukan tindakan kriminal," katanya Selasa pekan lalu. Holder menambahkan, delapan karyawan Credit Suisse dinyatakan bersalah telah membantu klien menghindari pajak.

Dalam sebuah pernyataan, Credit Suisse mengaku bersalah dan menyesal telah membantu penghindaran pajak. Manajemen bank itu menyatakan bahwa pembayaran denda telah menggerus pendapatan bersih triwulan kedua US$ 1,8 miliar. Namun, sebagai bagian dari perjanjian dengan regulator Amerika Serikat, Credit Suisse tidak akan kehilangan lisensi perbankan di Amerika Serikat.

GAS BUMI
Konstruksi Pipa Gas Muara Karang-Muara Tawar Dimulai

PT Pertamina Gas (Pertagas) mulai melakukan konstruksi pembangunan pipa gas sepanjang 30 kilometer dari Muara Karang, Jakarta Utara, ke PLTGU Muara Tawar, Bekasi, Jawa Barat. Pembangunan proyek dengan investasi US$ 65,94 juta ini akan dimulai dari PT Kawasan Berikat Nusantara di Jakarta Utara.

"Kami telah mulai dari area privat. Sedangkan area publik segera dimulai begitu izin prinsip diterbitkan oleh Gubernur DKI Jakarta," ujar Sekretaris Korporat Pertagas Wianda Pusponegoro, Rabu pekan lalu. Dia mengatakan semua syarat perizinan telah dipenuhi dan diajukan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berjanji segera menerbitkan izin. Perselisihan yang sempat terjadi dengan PGN soal masa pembangunan pipa ini telah diselesaikan. "Keduanya telah sepakat," kata Basuki.

BBM
Konsumsi Solar Bersubsidi di Atas Kuota

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng mengatakan tahun ini pihaknya memerlukan tambahan kuota bahan bakar bersubsidi jenis solar. Dia memperkirakan ada tambahan jatah 200-400 ribu kiloliter, 2,8 persen dari jatah dalam APBN 2014 sebanyak 14,13 juta kiloliter. "Ada pertumbuhan jumlah pengguna, tapi kuotanya masih tetap lebih rendah dari tahun lalu," kata Andi, Kamis pekan lalu.

Tahun lalu realisasi konsumsi solar bersubsidi mencapai 15,88 juta kiloliter. Angka konsumsi tersebut lebih besar daripada kuota yang ditetapkan dalam APBN 2013 sebanyak 15,11 juta kiloliter. Berbeda dengan solar, kata Andy, tidak ada kenaikan kuota untuk bahan bakar jenis Premium. Jatah Premium tahun ini dipatok 32,32 juta kiloliter.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus