Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aksi korporasi
Rp 4,16 Triliun untuk Krakatau Steel
TIGA bank milik pemerintah—PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk—sepakat memberikan pinjaman sindikasi kepada perusahaan pengolahan baja PT Krakatau Steel. Pemberian fasilitas komersial ini mencapai US$ 450 juta atau setara dengan Rp 4,16 triliun.
Pinjaman itu akan digunakan Krakatau untuk pembangunan pabrik blast furnace complex berkapasitas produksi 1,2 juta ton hot metal per tahun. ”Pembangunan industri baja merupakan bisnis potensial seiring dengan tren pertumbuhan permintaan baja dunia,” kata Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto, Selasa pekan lalu.
Dalam sindikasi ini, BNI mengucurkan fasilitas pembiayaan hingga US$ 150 juta (Rp 1,38 triliun). Kredit lain berasal dari Mandiri sebesar US$ 300 juta (Rp 2,7 triliun) dan Bank Rakyat Indonesia senilai US$ 50 juta (Rp 462 miliar). ”Kami percaya penguatan sektor manufaktur mampu mendorong peningkatan investasi di sektor riil,” ujar Direktur Corporate Banking Mandiri Fransisca Nelwan Mok. l
Bursa saham
Wall Street Terbenam
BAYANGAN krisis yang masih belum berlalu di Eropa juga membuat bursa Wall Street terkapar pada pekan lalu. Dalam perdagangan Senin, indeks industri Dow Jones turun 125,25 poin (0,98 persen) menjadi 12,695,35. Indeks teknologi Nasdaq terkoreksi 31,24 poin (1,06 persen), sedangkan S&P 500 melemah 15.04 poin (1,11 persen).
”Orang-orang mulai kehilangan kesabaran serta frustrasi melihat apa yang terjadi di Yunani dan beberapa negara lainnya di zona Eropa,” kata Ken Polcari, direktur dari ICAP Equity di New York, Selasa pekan lalu. Kekalahan Kanselir Angela Merkel dalam pemilihan pekan lalu di Jerman dan naiknya tokoh sosialis, Francois Hollande, memimpin Prancis ada di antara sebab kekhawatiran itu.
Situasi semakin parah dengan prediksi perekonomian Cina, yang tumbuh lebih lambat dari perkiraan semula. Keputusan Cina mengurangi dana cadangan wajib minimum, yang dalam keadaan normal dianggap untuk memacu pertumbuhan, justru menimbulkan kekhawatiran pada saat ini. l
Usaha Komersial
Emas Tak Lagi Berkilau
HARGA emas untuk pengiriman Juni mendatang turun sebesar US$ 23 menjadi hanya US$ 1.561 per troy ounce. Nilai kontrak ini merupakan yang terendah sejak 29 Desember tahun lalu. ”Emas tidak bisa kembali menjadi aset safe haven. Sepanjang tahun ini, emas telah benar-benar menjadi aset berisiko,” kata Matt Zeman dari Kingsview Financial di Chicago, Selasa pekan lalu.
Sama halnya dengan emas, harga tembaga juga turun sebesar 9 sen menjadi hanya US$ 3,55 per pon. Ini adalah titik terendah sejak pertengahan Januari lalu. Adapun harga perak susut 54 sen menjadi hanya US$ 28,35 per troy ounce.
Kondisi ini merupakan buntut kekhawatiran atas kekacauan politik di Yunani dan keraguan atas masa depan Uni Eropa. Indeks pergerakan dolar terhadap mata uang utama dunia juga terus meningkat, sehingga investor terus memburunya. l
APBN
Gaji PNS Akan Naik 7 Persen
Pemerintah akan menaikkan gaji pokok pegawai negeri sipil, anggota TNI dan Polri, serta pensiunan sebesar 7 persen pada 2013. Kenaikan juga direncanakan untuk gaji hakim, tapi besarannya belum ditetapkan. Ada pula alokasi anggaran untuk gaji ke-13.
”Penyesuaian gaji itu sesuai dengan inflasi,” kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo saat sidang paripurna di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu pekan lalu. Besaran tersebut lebih kecil dari kenaikan gaji pokok tahun ini, yakni 10 persen.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2012, pagu belanja pegawai disepakati sebesar Rp 212,24 triliun, turun dari pagu pada APBN 2012 sebesar Rp 215,7 triliun. Besaran belanja pegawai mencapai 22,6 persen dari total belanja. Belanja pegawai ini menempati porsi terbesar dalam postur APBN 2012, jauh di atas belanja modal sebesar Rp 168,1 triliun. l
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo