Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HARGA MINYAK
Tertekan Hingga 2009
HARGA minyak mentah dunia terus melorot. Di bursa New York akhir pekan lalu, minyak jenis light sweet untuk pengiriman Januari 2009 diperdagangkan pada level US$ 44,24 per barel. Sedangkan minyak Laut Utara brent bergeser ke posisi US$ 42,9 per barel. Ini adalah angka terendah sejak Februari 2005.
Pengamat perminyakan, Kurtubi, memperkirakan harga akan terus terpangkas hingga akhir tahun depan. Resesi global yang menekan pertumbuhan ekonomi negara-negara dunia menyebabkan permintaan pasar terhadap komoditas ini berkurang drastis. ”Harga baru akan terdongkrak sampai US$ 80 per barel jika OPEC mengurangi produksinya sampai 5 juta barel,” katanya. Tapi itu tidak mungkin terjadi.
Penurunan harga minyak mentah ini otomatis berdampak terhadap harga bensin. Di Amerika, harga turun menjadi rata-rata US$ 0,5 (sekitar Rp 6.373) per liter. Di Indonesia, Kurtubi menambahkan, biaya pokok produksi bensin rata-rata Rp 4.200 per liter pada harga minyak US$ 45 per barel. Itu sudah termasuk pajak pertambahan nilai plus margin distribusi. ”Harga bensin bisa diturunkan seribu untuk sektor riil,” katanya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sudah memberikan sinyal bakal ada penurunan harga bensin kedua, setelah 1 Desember lalu. Ia meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengkaji kemungkinan itu.
INVESTASI
Changhong Investasi US$ 11 Juta
CHANGHONG Group Ltd., produsen alat-alat elektronik asal Cina, akan membangun pabrik senilai US$ 11 juta atau sekitar Rp 130 miliar di Indonesia. Chairman grup itu, Zhao Yong, dalam siaran pers pekan lalu mengatakan Indonesia akan menjadi basis produksi Changhong di pasar Asia Tenggara. Pilihan investasi pada saat ekonomi dunia sedang lesu, kata dia, merupakan hasil kajian setelah sukses menggarap pasar Indonesia hampir 10 tahun.
Changhong masuk Indonesia pada 1999 dengan membangun PT Changhong Electronics Indonesia. Mereka memiliki pabrik berkapasitas 350 ribu set televisi, 150 ribu pendingin udara, 300 ribu pemutar DVD, dan 100 ribu produk jaringan digital per tahun. Changhong adalah salah satu perusahaan elektronik Cina yang masuk kelompok 500 perusahaan besar dunia.
SUKU BUNGA
BI Rate Turun
BANK sentral menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) 25 basis point menjadi 9,25 persen. Tingkat bunga fasilitas pinjaman harian (overnight) perbankan juga dipangkas melalui transaksi repo menjadi BI Rate plus 50 basis point, sekaligus menyesuaikan FASBI Rate menjadi BI Rate minus 50 basis point.
Bank Indonesia berharap penurunan suku bunga ini dapat menjaga gairah sektor usaha di tengah lesunya perekonomian global, tapi stabilitas makroekonomi tetap terjaga. Keputusan ini diambil dalam rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Kamis pekan lalu, setelah harga minyak dan berbagai komoditas terus turun dan mengurangi tekanan inflasi dalam negeri.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mengumumkan laju inflasi November sebesar 0,12 persen, atau jauh di bawah inflasi Oktober sebesar 0,45 persen dan September sebesar 0,97 persen. Dengan demikian, inflasi Januari-November mencapai 11,1 persen dan inflasi November year on year mencapai 11,68 persen.
Penurunan suku bunga ini direspons positif pasar dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pada akhir pekan lalu, perdagangan rupiah ditutup di level 11.630 per dolar AS, atau menguat ketimbang sehari sebelumnya, Rp 11.775 per dolar AS. ”Rupiah akan terus menguat karena pasar sedang tidak likuid dan ada aturan BI yang mensyaratkan underlying asset dalam transaksi valas,” kata analis pasar uang Farial Anwar.
DANA ASING
Mulai Masuk
BANK Indonesia mengendus aliran dana asing mulai masuk sebulan terakhir. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono mengatakan dana asing yang mampir dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia Rp 6,54 triliun, naik dari sebelumnya Rp 6,11 triliun. Duit ”gentayangan” dari mancanegara juga me rambah pasar modal sekitar US$ 500 juta, dan menjelma menjadi Surat Utang Negara alias SUN US$ 5 juta.
Tapi, menurut Deputi Direktur Statistik Ekonomi dan Moneter Wiwiek Sistowidayat, masuknya dana asing itu tidak serta-merta melancarkan likuiditas perbankan. Sebab, sampai saat ini, likuiditas masih ketat. Masing-masing bank menahan pundinya. Berbagai kebijakan pelonggaran likuiditas yang diterapkan Bank Indonesia dinilai masih belum cukup memicu pergerakan likuiditas.
Analis Mirza Adityaswara mengatakan modal asing masuk mungkin karena beberapa fund manager melihat bahwa instrumen investasi di Indonesia sedang murah. Situasi juga mulai stabil. Tapi, kata dia, terlalu dini untuk bergembira. Sebab, proses rekapitalisasi perbankan global belum rampung. ”Jangan terlalu banyak berharap selama proses rekap perbankan global belum kelar.”
INVESTASI
Pabrik UBC Dibangun
PABRIK peningkatan batu bara kualitas rendah dengan proses upgraded brown coal atawa UBC pertama di dunia dibangun di Sungai Cuka, Kabupaten Tanah Bumbu, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pabrik ini resmi dioperasikan Kamis pekan lalu, hasil kerja sama Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang serta Japan Coal Center.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro mengatakan proses konstruksi pabrik percontohan berkapasitas 1.000 ton per hari ini dilakukan pada April 2007 dan rampung Agustus 2008. Lantas uji coba menggunakan batu bara pada November lalu. Di pabrik ini, batu bara dengan kalori kurang dari 5.000 bisa didongkrak menjadi lebih dari 6.200 kalori.
OBLIGASI NEGARA
Sukuk Retail Sejuta Rupiah
MULAI Februari 2009, pemerintah akan menawarkan sukuk retail seharga Rp 1 juta per unit dengan minimal pembelian lima unit. Sukuk retail merupakan obligasi syariah seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dengan tenor tiga sampai lima tahun. Aset yang disiapkan Departemen Keuangan untuk jaminan Rp 18,8 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto tidak menargetkan jumlah penyerapan sukuk ini. ”Tergantung kemampuan para agen,” katanya Rabu pekan lalu. Sebelumnya, pemerintah pernah menerbitkan seri IFR (Ijarah Fixed Rate) 0001 dan IFR 0002, yang masing-masing meraup dana Rp 2,714 triliun dan Rp 1,985 triliun dari masyarakat.
AKSI KORPORASI
Indofood Akuisisi Indolakto
PARA pemegang saham merestui rencana PT Indofood Sukses Makmur Tbk. membeli 100 persen saham Drayton Pte. Ltd. dari Pastilla Investment Ltd. senilai US$ 350 juta. Nilai akuisisi itu sudah termasuk pengalihan pinjaman tanpa bunga sebesar US$ 100,5 juta dari Drayton kepada Pastilla. Finalisasi transaksi akan dilakukan 17 Desember 2008 dengan sumber dana 40 persen dari kas internal dan 60 persen dari pinjaman perbankan.
Dengan begitu, Indofood memiliki 68,57 saham produsen susu PT Indolakto. ”Dengan akuisisi ini, Indofood mengarah menjadi progressive total food solutions company,” kata Presiden Direktur Indofood Anthoni Salim seusai rapat umum pemegang saham luar biasa Jumat pekan lalu.
Ia yakin langkah ini akan membantu perseroannya berekspansi ke portofolio produk makanan sehat dan bernutrisi.
Indolakto selama ini dikenal memproduksi beragam jenis susu dan produk turunannya. Merek yang dipasarkan antara lain Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Orchid Butter, dan Indoeskrim. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Thomas Darmawan menyambut baik rencana ini karena menambah jumlah pemain lokal dalam industri produk susu (dairy)—yang notabene dikuasai asing saat ini.
PERBANKAN
Maybank Kuasai BII
Malayan Banking Berhad (Maybank) sudah menyelesaikan seluruh proses pembelian saham PT Bank Internasional Indonesia (BII) Tbk. dengan membayar seluruh saham yang dikumpulkan melalui penawaran tender. Bank Malaysia itu kini memiliki 97,53 persen saham BII. ”Tender offer hari ini selesai,” kata Wakil Presiden Direktur BII Sukatmo Padmosukarso seusai rapat umum pemegang saham luar biasa Senin pekan lalu.
Namun Presiden Maybank Datuk Sri Abdul Wahid bin Omar belum memastikan opsi apa yang akan diambil terkait dengan kepemilikan Maybank atas BII dan Maybank Indocorp yang beroperasi di Indonesia. ”Kami masih membahas dengan bank sentral (Bank Indonesia), apakah menggabungkan kedua bank atau membuat Maybank Indocorp menjadi bank umum,” ujarnya.
PERDAGANGAN
Surplus Anjlok
BADAN Pusat Statistik mengumumkan surplus perdagangan selama Oktober 2008 anjlok 79 persen dibanding bulan sebelumnya. Sementara pada September neraca perdagangan mencatat surplus US$ 1,02 miliar (Rp 12,2 triliun), angka ini turun tajam menjadi US$ 210 juta (Rp 2,5 triliun) pada bulan berikutnya.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan, surplus anjlok karena penurunan ekspor lebih tajam ketimbang impor. Pada Oktober, ekspor turun 11,61 persen menjadi US$ 10,81 miliar, sedangkan impor hanya turun 5,3 persen menjadi US$ 10,61 miliar. Untuk menjaga neraca tetap surplus, ia menilai, pemerintah harus menghemat devisa. ”Caranya dengan mengurangi impor barang-barang konsumsi,” katanya Senin pekan lalu.
Di sektor minyak dan gas, ekspor turun 25,72 persen pada Oktober menjadi US$ 1,8 miliar. Adapun impor minyak dan gas bumi turun 25,38 persen menjadi US$ 1,8 miliar. Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia Totok Dirgantara memperkirakan ekspor bakal terus tertekan hingga tiga bulan mendatang. Khususnya di sektor manufaktur dan tekstil yang mayoritas berbahan baku impor, karena pelemahan permintaan dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo