Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beroperasinya moda raya terpadu atau MRT fase pertama yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bunderan Hotel Indonesia akan berefek pada peningkatan nilai properti. Associate Director Residential Sales & Leasing Colliers International Aleviery Akbar memperkirakan harga properti di kawasan sekitar stasiun kereta cepat tersebut meningkat sampai 10 persen per tahun.
Baca juga: Baru Diresmikan Jokowi, Stasiun MRT Bundaran HI Padat Penumpang
"Jika pasar sedang bullish, (peningkatan nilai properti) 10 persen per tahun," ujar Aleviery dalam pesan pendek kepada Tempo, Senin, 25 Maret 2019.
Namun, dalam keadaan pasar properti yang masih stagnan seperti sekarang, Aleviery memperkirakan kenaikan harga properti baru akan terjadi pada akhir semester I 2019. Pasar juga dinilai akan membaik setelah penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan presiden berlangsung.
Adapun properti yang terkena dampak imbas positif dari pengoperasian MRT dimungkinkan ialah yang berada di radius 1 kilometer dari stasiun-stasiun MRT. Adapun saat ini terdapat 13 lokasi stasiun.
Di antaranya Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, Stasiun Cipete Raya, Stasiun Haji Nawi, Stasiun Blok A. Kemudian, Stasiun Blok M, Stasiun Sisingamangaraja, Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir, Stasiun Setiabudi, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia.
Aleviery mengakui, pelonjakan harga memang dapat dipicu dengan peresmian MRT yang digelar Ahad kemarin, 24 Maret 2019. "Beberapa faktor yang bisa memicu kenaikan harga adalah supply dan demand," ucapnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya sempat menyebut bahwa kegiatan ekonomi beserta nilai properti di kawasan stasiun MRT diprediksi melonjak setelah kereta cepat itu beroperasi. Menurut Sri Mulyani, keuntungan ini telah disadari oleh sejumlah perusahaan yang berlokasi di sekitar stasiun.
"Perusahaan-perusahaan swasta sudah meminta supaya stasiun MRT itu diberi nama perusahaannya. Itu berarti menimbulkan penerimaan," kata Sri Mulyani seusai meninjau proyek MRT di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, 6 Maret lalu.
Sri Mulyani mengatakan Kementerian Keuangan memang belum menghitung nilai tambah properti setelah proyek MRT fase I kelar. Namun, setelah kereta itu beroperasi, ia memastikan akan meminta pihak Kementerian bersama PT Mass Rapid Transit bersama-sama menghitung taksiran dampak ekonomi yang dihasilkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini