Mulai November 1991, tarif air PAM Jakarta naik rata-rata 30%. Sejak April, harga jualnya sudah di bawah harga pokok. DI Indonesia, kenaikan tarif bagaikan gaung yang tak ada putusputusnya. Dimulai dengan kenaikan tarif BBM, lalu tarif listrik, disusul tarif angkutan darat, laut, dan udara, hingga merebak ke harga pupuk dan bunga KPR BTN. Itu pun rupanya belum cukup. Terhitung 1 November 1991, tarif air minum untuk warga Jakarta naik. Keputusan mengenai kenaikan tarif PAM itu sudah disahkan DPRD DKI tiga bulan silam tetapi pemberlakuannya -berdasar SK Menteri Dalam Negeri -bagi konsumen rasanya terlalu tibatiba. Kenaikan tarif kali ini -setelah empat tahun tak naik -berkisar 30%. "Kalau tarif tidak naik, Bank Dunia mengancam akan menghentikan bantuan," kata Gubernur DKI, Wiyogo Atmodarminto. Bank Dunia memang salah satu sumber dana bagi PDAM. Sejak 1986 hingga sekarang, pinjaman dari Bank Dunia mencapai US$ 300 juta. Setiap tahun cicilan yang dibayarkan rata-rata Rp 32 milyar. Sampai tahun ini PDAM telah membayar Rp 191 milyar. Selain itu, PDAM memperoleh subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Bahkan, selama enam tahun ke depan, PDAM masih disubsidi Rp 83 milyar. "Kenaikan tarif ini sebetulnya masih sedikit kalau diperhitungkan besarnya utang dan subsidi," ujar Direktur Utama PDAM, Gustav Panjaitan. Ditegaskannya bahwa PDAM malah menangguhkan kenaikan tarif sejak April silam. "Sejak bulan April PDAM menjual di bawah harga pokok, " ujar Gustav. "Memang wajar saja kalau tarif air naik. Sudah lama harga tidak naik," kata Frank Watimena, Rooms Division Manager Jakarta Hilton International. Kenaikan itu tak begitu berpengaruh bagi hotel berbintang lima yang seluruh pasokan airnya diperoleh dari PDAM. "Kami bahkan tidak berpikir untuk menaikkan tarif kamar. Yang pertama kami lakukan adalah melakukan pembatasan air," katanya. Kampanye efisiensi penggunaan air juga akan ditempuh manajemen Hotel Aryaduta, Jakarta. Hotel ini juga akan mengubah perbandingan penggunaan air sumur dan air PAM, yang semula 75% : 25%. "Yang jelas, pelayanan tidak bisa berkurang karena air lebih mahal," kata manajer hotel itu, Marc Dardenne. GDS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini