Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

OJK: Penurunan Volume Penjualan Mobil hingga Rumah Perlu Dicermati

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut inflasi Januari 2025 sebesar 0,76 secara tahunan masih terkendali. Sementara inflasi inti sebesar 2,26 secara tahunan menunjukkan permintaan domestik masih cukup baik.

4 Maret 2025 | 20.27 WIB

Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan menyampaikan hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Februari 2025 dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Selasa, 4 Maret 2025. Dok. Tangkapan Layar Zoom Meeting.
Perbesar
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan menyampaikan hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Februari 2025 dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Selasa, 4 Maret 2025. Dok. Tangkapan Layar Zoom Meeting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebut inflasi Januari 2025 yang tecatat sebesar 0,76 secara tahunan masih terkendali. Sementara inflasi inti sebesar 2,26 secara tahunan, kata dia, menunjukkan permintaan domestik masih cukup baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kendati demikian, Bos OJK ini mengatakan indikator permintaan domestik lainnya yang berkaitan dengan daya beli masyarakat perlu dicermati. “Di antaranya berlanjutnya penurunan penjualan kendaraan, baik motor dan mobil, penurunan penjualan semen, serta perlambatan pertumbuhan harga dan penurunan volume penjualan rumah,” kata Mahendra dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Februari 2025 yang digelar secara virtual pada Selasa, 4 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sementara dari sisi supply, PMI Manufaktur pada Januari 2025 meningkat ke level 51,9 dari sebelumnya di level 51,2. Kinerja eksternal, lanjut Mahendra, tetap solid di tengah perlambatan ekonomi global.

Menurut dia, hal ini terlihat pada surplus neraca perdagangan yang terus berlangsung. Pada Januari 2025, surplus neraca perdagangan tercatat meningkat ke US$ 3,45 miliar, dari angka pada Desember 2024 yang sebesar US$ 2,24 miliar. Surplus pada Januari itu tumbuh 71,71 persen secara tahunan.

Sebelumnya, OJK menilai situasi di sektor jasa keuangan pada 2025 tidak akan lebih mudah dibandingkan kondisi pada 2024. Mahendra mengungkapkan hal ini dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) Tahun 2025 pada Februari lalu.

Ia menjelaskan, ada sejumlah persoalan di luar maupun dalam negeri yang akan mempengaruhi sektor jasa keuangan. “Tantangan dan ketidakpastian yang akan dihadapi di 2025 diperkirakan tidak akan lebih mudah,” kata Mahendra di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, pada Selasa, 11 Februari 2025.

Di sisi domestik, kata Mahendra, sektor jasa keuangan dihadapkan pada isu struktural. “Seperti perlunya meningkatkan kembali penyerapan tenaga kerja sektor formal,” jelas dia. Lalu, Indonesia juga perlu mempercepat pemulihan daya beli masyarakat, khususnya untuk kelompok menengah bawah yang pemulihannya masih tertahan.

Ervana Trikarinaputri

Lulusan program studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran pada 2022. Mengawali karier jurnalistik di Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus