Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

OJK soal Subsidi Bunga Kedit Investasi Padat Karya; Dorong Pertumbuhan Industri dan Cegah PHK

OJK menilai bantuan pemerintah ke sektor-sektor padat karya itu bakal meningkatkan akses pembiayaan dan mengurangi biaya dana.

28 Januari 2025 | 14.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae ditemui disela acara Dialog Bersama Asosiasi Pengembang dalam Rangka Percepatan Penyaluran Program 3 Juta Rumah di Menara BTN, Jakarta, 29 November 2024. TEMPO/Hammam Izzuddin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengklaim subsidi bunga oleh pemerintah untuk skema kredit investasi padat karya akan turut mendukung pertumbuhan industri dan mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebab, dengan bantuan pemerintah untuk penyediaan dana yang lebih murah, sektor-sektor padat karya diharapkan bakal meningkatkan akses pembiayaan dan mengurangi biaya dana. Akibatnya, kapasitas produksi bakal dioptimalisasi dan bahkan diperluas. Dengan begitu, daya saing bakal meningkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada akhirnya, dapat mendorong pertumbuhan industri di Indonesia dan sekaligus penyerapan tenaga kerja baru maupun mencegah terjadinya PHK," kata Dian di Jakarta, Senin, 27 Januari 2024, seperti dikutip dari Antara.

Terkait sejumlah program dan insentif dari pemerintah untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan kredit termasuk melalui subsidi suku bunga itu, menurut Dian, OJK mendukung penuh. Data per November 2024 menunjukkan kredit kepada industri pengolahan masih tumbuh positif hingga 8,68 persen year on year (yoy), naik ketimbang periode serupa tahun sebelumnya.

Adapun pertumbuhan penyaluran kredit kepada industri yang bersifat padat karya tergolong cukup beragam. Ia mencontohkan, kredit kepada industri makanan, minuman dan tembakau tumbuh tinggi, didukung oleh permintaan kredit yang masih kuat.

Sementara itu, kredit kepada subsektor tekstil dan pakaian jadi masih tumbuh lemah, meskipun sudah sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga kredit kepada sektor konstruksi yang masih tergolong stagnan, meskipun sudah tumbuh positif dibandingkan tahun lalu.

Penyaluran kredit konsumtif yang terkait sektor padat karya yaitu kredit kepemilikan rumah (properti) masih tergolong kuat, terlihat dari pertumbuhannya pada November 2024 sebesar 10,38 persen (yoy).

Meski begitu, kata Dian, pertumbuhan kredit kepemilikan properti tersebut didorong oleh kepemilikan rumah tipe 22 ke atas, sedangkan rumah tinggal sampai dengan tipe 21 mengalami penurunan, yang mencerminkan pelemahan permintaan di masyarakat menengah ke bawah.

Ia juga memperkirakan penyediaan kredit atau pembiayaan bakal masih bergantung pada permintaan kredit di masyarakat. Permintaan kredit untuk usaha utamanya manufaktur, juga sangat ditentukan oleh kondisi ekonomi, kebijakan moneter global dan domestik, daya beli masyarakat, serta peluang pasar untuk ekspansi usaha.

Untuk itu, menurut Dian, upaya untuk meningkatkan industri di Indonesia tidak hanya dapat dilakukan melalui penyediaan dana perbankan, namun juga harus didukung oleh berbagai faktor lain seperti dukungan sumber daya manusia, infrastruktur, kepastian hukum, serta transparansi perizinan dan kemudahan berinvestasi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus