JANJI Wiweko, untuk menyelesaikan proses masuknya PT MNA ke
dalam PT GIA akhir 1978 diwujudkan. Orang dekat Dir-Ut Garuda
itu, RAJ Lumenta, 46 tahun, yang sebelumnya dipercaya sebagai
Sekretaris Perusahaan, 5 Januari lalu diangkat menjadi Pjs.
Dir-Ut MNA, menggantikan Komodor Ramli Soemardi.
Berdasarkan rapat umum luar biasa pemegang saham PT MNA 29
Desember 1978, pemegang jabatan direksi perusahaan juga dicopot.
Tiga direktur yang diberhentikan ialah Prayitno direktur
operasi, ADD Leimena direktur perencanaan merangkap keuangan dan
H. Sunaryo direktur umum. Jabatan ini -- sesuai struktur
organisasi Garuda akan ditiadakan, kecuali direktur umum yang
untuk sementara diserahkan kepada Sukardjo, juga orang dekat
Dir-Ut Garuda, yang menjadi manajer proyek Haji Garuda.
Lumenta yang berpendidikan sekolah umum tehnik ini segera
mengambil langkah. Sehari setelah dilantik dia langsung pidato
di depan para karyawan MNA. "Penyesuaian dan pengintegrasian
tidak akan mengurangi identitas MNA sendiri," kata Sekretaris
Perusahaan Merpati S. Nurprapto kepada TEMPO selesai brifing
Lumenta. Penggabungan dua perusahaan penerbangan moda negara
berdasarkan pada PP 30 26 ktober 1978 itu dimaksudkan untuk
meningkatkan daya guna dana, personil dan operasi Merpati.
Tentu saja Dirut baru MNA, yang berhobi sama seperti Wiweko,
mengendarai sepeda motor Yamaha 750 cc segera menerapkan
kebijaksanaan yang berlaku di Garuda. Reorganisasi personil
kabarnya akan dilakukan. "Tapi ini masih diteliti, bagaimana
baiknya. Tentunya akan diambil langkah paling menguntungkan
keduanya," tambah S. Nurprapto. Kelihatannya, perusahaan
penerbangan berumur 2 windu itu sudah pasrah untuk disehatkan
dan disempurnakan dalam segala hal. "Yah, kita ikut apa yang
digariskan Garuda," katanya.
Meski tidak disebutkan terang-terangan bakal adanya
rasionalisasi, 1.688 karyawan MNA was-was juga. "Kalau diadakan
penyesuaian dengan induk perusahaan, berarti akan ada penurunan
gaji," kata seorang pilot MNA. Sebelumnya, gaji karyawan Merpati
rata-rata lebih tinggi dari Garuda. Tapi "untuk karyawan yang
mempunyai keahlian seperti pilot, pramugari, ahli mesin, tidak
terlalu khawatir. Justru yang tidak mempunyai keahlian itu yang
gelisah," kata seorang pilot Boeing 707 Merpati.
Karyawan staf, administrasi, pembantu direktorat dan badan yang
dihapus agaknya paling terkena. Kalau tidak ada tempat
penampungan, kemungkinan yang paling akhir adalah meninggalkan
MNA. Beberapa karyawan yang dihubungi TEMPO mengharapkan bila
ada reorganisasi hendaknya jenjang karir lebih terjamin.
"Senioritas, prestasi dan kemampuan supaya dihargai sama,' kata
seorang pilot senior yang pernah jadi salah satu manajer MNA.
"Jenjang kita di Merpati kalau dipotong begitu saja setelah
penggabungan, kan sayang."
Kebanyakan pilot dan karyawan MNA mengharapkan kehadiran Lumenta
yang sipil itu dapat menghembuskan angin lebih segar. "Misalnya,
pilot yang mampu dapat belajar jet di Garuda," ujar salah
seorang dari 120 pilot Merpati.
Kemungkinan seorang pilot MNA akan menjadi 'supir? jet di Garuda
memang tidak tertutup. Asalkan, "tingkat ketrampilannya memenuhi
persyaratan." Tapi yang agaknya perlu diperhatikan Garuda adalah
faktor psikologis jua. Banyak pilot Garuda yang masih muda,
antara 22 sampai 25 tahun, sudah mahir dan dipercaya membawa jet
seperti F-28 atau DC-9. Adalah anak-anak muda itu pula nantinya
yang barangkali akan mendampingi para pilot MNA yang lebih
senior, baik dalam pengalaman, tapi pasti dalam usianya. "Ya,
apa boleh buat kalau memang harus begitu," kata seorang pilot
MNA F-27, yang bulan depan genap 36 tahun. "Tapi saya yakin
orang seperti Lumenta cukup mengerti soal yang peka itu."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini