Ekspor bis jalan terus

SUPLAI bis dan truk di dalam negeri boleh kosong, tapi ekspor ternyata harus jalan terus. Buktinya, pabrik truk dan bis Mercedes, PT German Motor Manufacturing (GMM), di Wanaherang, Bogor, sampai Juli tahun ini, telah berhasil mengekspor 160 unit bis dengan nilai US$ 8 juta. Salah satu contoh produknya bisa dilihat di arena PPI, yang kini sedang berlangsung di Jakarta. Bis khusus pariwisata ini dipesan Ming Travel Group dari Hong Kong. GMM rupanya telah menargetkan ekspor bis sebanyak 60 unit setahun. Harganya ternyata telah naik dari sekitar US$ 50.000 menjadi US$ 80.000 per unit. Bis bikinan Indonesia memang sangat kompetitif. Bis yang dibuat oleh GMM secara tidak full manufacturing ini hanya menghabiskan 2% dari total biaya produksinya untuk ongkos tenaga kerja. Padahal, di negara asalnya mencapai 20%. Bentuknya pun telah disesuaikan dengan permintaan. "Di Hong Kong banyak terowongan, jadi AC-nya kita pasang di bawah," ujar seorang penjaga stan PT Star Motors Indonesia di Pameran Produksi Indonesia II. Hong Kong merupakan pemesan terbesar bis GMM, di samping Singapura dan Sri Lanka. Mobil contoh yang dipamerkan di PPI itu ternyata telah menarik perhatian beberapa pengusaha angkutan dalam negeri. Menurut seorang penjaga stan GMM di PPI, bis berharga sekitar Rp 148 juta itu juga sudah dipesan oleh pengusaha angkutan dan biro perjalanan didalam negeri.