Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Para Pemilik Bengkel di Jalur Pantura Bersiap Menyambut Pemudik

Persiapan menyambut mudik lebaran di kampung halaman juga dilakukan pemilik bengkel di jalur pantura Kabupaten Cirebon.

23 Maret 2025 | 19.36 WIB

Ilustrasi kendaraan saat mudik lebaran. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Ilustrasi kendaraan saat mudik lebaran. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Cirebon - Persiapan menyambut mudik lebaran di kampung halaman juga dilakukan pemilik bengkel di jalur pantura Kabupaten Cirebon. “Pemudik yang melewati jalur pantura membawa berkah untuk kami, setahun sekali,” tutur Aisyah, pemilik bengkel Alvin Motor yang letaknya ada di jalur pantura Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Sabtu, 22 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aisyah mengaku sudah melengkapi bengkel miliknya dengan oli tambahan yang sudah dipesannya beberapa hari lalu. kini berbagai macam merek oli terpajang rapi di rak penyimpanan yang ada di bengkel miliknya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Aisyah pun berencana menambah jumlah pekerja di bengkel miliknya. Saat ini, pekerja tetap yang ada di bengkelnya miliknya sebanyak tiga orang dan dua orang yang tengah magang. “Saya berencana menambah dua atau tiga orang lagi. Tapi nanti, melihat situasi. Kalau mendekati puncak mudik semakin ramai, saya akan menambah pekerja lagi,” tutur Aisyah. 

Selain menambah pekerja, Aisyah pun akan membuka bengkelnya lebih awal. Jika di hari biasa ia baru membuka bengkel sekitar pukul 08.00 WIB atau pukul 09.00 WIB, saat arus mudik sudah ramai, ia akan buka bengkel pukul 06.00 WIB. “Tutupnya sekitar pukul 18.00 WIB. Sebenarnya sih pengen sampai malam, tapi di rumah ga ada orang. Jadi saya tetap harus mengurus rumah,” tuturnya. 

Saat ditanyakan berapa jumlah motor pemudik yang singgah dan memperbaiki motor mereka, Aisyah mengungkapkan bisa lebih dari 30 motor dalam sehari. “Tapi dua tahun terakhir tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Paling hanya 20 an motor,” tutur Aisyah. Ada pun keluhan yang paling banyak dialami motor yang singgah di bengkel miliknya yaitu kanvas rem yang rusak, laher yang rusak, ban motor yang pecah akibat kepanasan, ganti oli motor, dan perbaikan lainnya. 

Sekali pun ramai, Aisyah mengaku tidak menaikkan bayaran atau ongkos perbaikan di bengkelnya. “Saya ga mau aji mumpung. Kasian mereka bela-belain naik motor biar bisa hemat dan bisa berlebaran di kampung halaman. Masa kita kasih harga tinggi,” tutur Aisyah yang sudah membuka bengkel sejak 25 tahun yang lalu. 

Hal senada diungkapkan Gugun, pemilik bengkel kecil yang bangunannya terbuat dari gedek atau anyaman bambu. “Biasanya saya sendirian atau dibantu satu teman saya. Tapi kalau yang mudik sudah mulai ramai, saya rencana ngajak dua teman saya untuk ngebengkel di sini,” tutur Gugun. 

Pemudik motor di jalur pantura di musim mudik lebaran selalu membawa berkah untuk bengkel miliknya yang dibangun sejak sekitar 5 tahun lalu di jalur pantura. “Kita tidak berharap motor pemudik rusak ya mas, hanya memang kalau perjalanan cukup jauh ada aja masalah di motor yang dipakai,” tuturnya. Ia pun berharap pemudik yang melewati pantura Cirebon bisa pulang ke kampung halamannya dengan selamat.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus