Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Palembang - Pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geotermal PT. Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) beroperasi secara komersil. Proyek senilai lebih dari Rp 10 triliun itu menghasilkan energi listrik sebesar 91.2 megawatt yang disalurkan ke Gardu Induk milik PLN di Lubuk Balai.
Nisriyanto, Direktur Utama PT. Sumpreme Energy, menjelaskan keberadaan proyek berlokasi di tiga daerah ini: Muara Enim, Lahat, dan kota Pagar Alam, Sumatera Selatan ini dapat mendukung sistem interkoneksi PLN 275 KV.
“Sudah beroperasi secara komersil sejak 26 Desember yang lalu,” kata Nisriyanto, seusai bertemu dengan Gubernur Sumatera Selatan, Jumat, 28 Januari 2022.
Proyek ini mulai dijalankan sejak 2008. Berikutnya pada tahun 2012, Nisriyanto menjelaskan perusahaan bekerja sama dengan PT. Perusahaan Listrik Negara atau PLN. Setahun kemudian, Supreme Energy memulai eksplorasi dan membangun jalan akses sekitar 40-50 kilometer.
“Jadi sebelum pengeboran kami lakukan terlebih dahulu konstruksi sipilnya,” ujar Nisriyanto.
“Setelah masuk ke jaringan interkoneksi maka energi listriknya bisa kemana-mana utamanya untuk pemenuhan listrik di wilayah Sumatera Bagian Selatan,” ujar dia.
Proyek yang berada di kawasan hutan lindung sekitar 100 HA ini terbilang mahal bila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga posil yang sudah ada di beberapa tempat. Hal itu kata Nisriyanto dikarenakan topograpi proyek berada di daerah yang sangat terjal dan jauh dari perkotaan yaitu pada sekitar 2.000-2.600 meter di atas permukaan laut.
Perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pembangunan jalan, pembebasan lahan. “Tapi inilah komitmen kami membangun pembangkitan yang ramah lingkungan,” katanya.
Gubernur Sumsel Herman Deru bangga dengan hadirnya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di wilayah Sumsel. Kepada PT. Supreme Energy, dia berharap tetap menjaga kelestarian lingkungan alam di wilayah sana. Tak hanya itu, hadirnya PT. Supreme Energy Rantau Dedap, Herman Deru ingin memberikan kontribusi dalam mengurangi angka pengangguran.
PARLIZA HENDRAWAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini