Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan double track atau jalur rel ganda yang menghubungkan Stasiun Rangkasbitung dan Stasiun Merak, Provinsi Banten, terpaksa molor hingga tahun depan. Padahal, jumlah pengguna kereta untuk rute ini termasuk yang paling padat bahkan sempat kelebihan penumpang di masa mudik lebaran tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembangunan belum bisa dimulai tahun ini karena pemerintah masih menyelesaikan pengerjaan jalur rel ganda antara Stasiun Maja dan Stasiun Rangkasbitung. "Jadi memang ini ada prioritas, prioritasnya diselesaikan dulu yang Maja-Rangkasbitung," kata Kepala Humas Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Jakarta dan Banten, Kementerian Perhubungan, Samsuri, saat dihubungi di Jakarta, Rabu, 20 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembangunan kedua jalur rel ganda merupakan satu kesatuan. Jalur Maja-Rangkasbitung sepanjang 17 kilometer nantinya akan tersambung dengan jalur Rangkasbitung-Merak sepanjang 69 kilometer. Pembangunan jalur ganda ini dilakukan demi mempercepat frekuensi perjalanan kereta dari Merak, di ujung Banten hingga ke Kota Jakarta.
Khusus untuk jalur Rangkasbitung-Merak, aneka keluhan muncul dari masyarakat. Samsudin, 50 tahun, salah seoang warga Kabupaten Lebak mengatakan banyak rekannya yang berangka kerja ke wilayah Serang, Cilegon, dan Merak menggunakan kereta. Namun, waktu tunggu kedatangan dan keberangkatan kereta bisa mencapai tiga jam. "Saya berharap jalur ganda dapat segera direalisasikan," ujarnya kepada ANTARA, Jumat, 27 April 2018.
Menurut Samsuri, pengerjaan jalur Maja-Rangkasbitung sebenarnya telah selesai. Namun masih pengerjaan yang tersisa yaitu pembangunan Listrik Aliran Atas (LAA). Jika LAA rampung, maka perjalanan Commuter Line dari Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat menuju Stasiun Maja pun dipastikan akan semakin cepat.
Setelah LAA rampung, kata Samsuri, barulah pembangunan jalur Rangkasbitung-Merak bisa dimulai. Pembebasan lahan akan dilakukan tahun 2019. Setelah itu, pembangunan trek akan dimulai pada 2020. Saat ini, kedua stasiun hanya dihubungkan oleh satu jalur saja.
Meski belum ada angka pasti, Samsuri memastikan keberadaan jalur Rangkasbitung-Merak ini akan mempercepat perjalanan dan waktu tunggu kereta. Sebab, kereta dari Merak atau dari Rangkasbitung berjalan di rel yang berbeda tanpa antrean. "Kalau sekarang sekitar dua jalan perjalanan, karena satu balik, satunya nunggu," kata dia.
Kepala Hubungan Masyarakat PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional 1 Edi Kuswoyo mengatakan pembangunan jalur ganda ini pasti akan menambah frekuensi perjalanan kereta. Namun sampai saat ini, PT KAI belum membahas berapa jumlah kereta tambahan untuk rute Rangkasbitung-Merak nantinya. "Belum ada pembahasan," ujarnya melalui pesan singkat.