Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan dalam negeri yang butuh tambahan likuiditas tidak perlu takut kehabisan peluang untuk meraih pinjaman dari pasar obligasi. Mengapa? Karena aliran dana yang masuk cukup deras, sehingga siap "mengguyur" obligasi baru yang tiap kali bermunculan bak jamur di musim hujan. Tentu dalam hal ini yang juga ikut menentukan ialah tingkat imbal hasil (yield) yang ditawarkan oleh obligasi regional. Yield ini, menurut para investor itu, masih cukup atraktif.
Awal pekan ini, pasar obligasi regional mendapat kabar gembira dari Executive Meeting of East Asia and Pacific Central Bank (EMEAP), yang beranggotakan bank sentral dari Indonesia, Cina, Singapura, Jepang, Australia, Selandia Baru, Korea, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Hong Kong. Menurut Aslim Tadjuddin, Deputi Gubernur BI, EMEAP akan membentuk Dana Obligasi Asia senilai US$ 1 miliar, yang akan dialokasikan untuk membiayai pasar obligasi regional. Kalau gagasan besar ini bisa diwujudkan, akan bertambah satu lagi lembaga keuangan yang dapat diandalkan oleh negara-negara haus dana di kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia. Apalagi, "BI telah mempersiapkan dana US$ 50 juta untuk turut berpartisipasi dalam Dana Obligasi Asia," demikian diungkapkan oleh I Made Sukadana, Direktur Pengelolaan Devisa BI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo