Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera menunjuk tiga direktur utama PT Inalum (Persero) atau MIND ID, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, serta PT PLN (Persero). Juru bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, menyatakan penetapan direksi yang waktunya paling dekat adalah Inalum. "Besok (hari ini) akan diselenggarakan rapat umum pemegang saham seluruh komisaris dan direksi Inalum," kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arya enggan menyebutkan calon-calon pejabat yang akan ditetapkan dalam rapat pemegang saham itu. Selain direksi, kata dia, rapat itu akan memilih jajaran komisaris yang baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama ini beredar dua nama calon Direktur Utama Inalum pengganti Budi Gunadi Sadikin, yang kini menjadi Wakil Menteri BUMN. Salah satunya adalah Direktur Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk Arie Prabowo Ariotedjo. Calon lainnya adalah Orias Petrus Moedak yang kini menjabat Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia.
Setelah Inalum, Kementerian BUMN akan menunjuk Direktur Utama Bank Mandiri dan PLN. Kursi Direktur Utama Bank Mandiri kosong setelah ditinggal Kartika Wirjoatmodjo pada Oktober lalu untuk bertugas sebagai Wakil Menteri BUMN. Sementara ini, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto berperan sebagai pelaksana tugas direktur utama.
Adapun kursi Direktur Utama PLN kosong sejak Sofyan Basyir mengundurkan diri pada Mei lalu. Sofyan saat itu terjerat dugaan suap dalam proyek PLTU Riau-1. Sejak saat itu, pimpinan PLN diambil alih oleh Sripeni Inten Cahyani sebagai pelaksana tugas.
Nama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara santer terdengar sebagai calon pengganti Sofyan. Dia dikabarkan bakal didampingi Darmawan Prasodjo. Saat dikonfirmasi mengenai kabar ini, Rudiantara hanya menjawab singkat. "Barangkali ini rumor?" kata dia melalui pesan pendek.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyatakan telah menyerahkan nama calon Direktur Utama Inalum dan Bank Mandiri kepada Presiden Joko Widodo sebagai Ketua Tim Penilai Akhir (TPA). Nama pejabat dipilih berdasarkan keputusan TPA agar lebih transparan dan berintegritas.
Penyerahan daftar itu juga berbarengan dengan nama calon Direktur Utama PT BTN (Persero) Tbk. Akhir pekan lalu, Erick sudah menunjuk Pahala Mansyuri, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero), sebagai calon terpilih. Dia akan menggantikan mantan Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk, Suprajarto, yang mengundurkan diri setelah ditugasi menjadi nakhoda BTN.
Pengisian kursi direksi yang kosong ini merupakan bagian dari evaluasi Erick terhadap kinerja BUMN. Perombakan direksi hingga komisaris pun menjadi salah satu agenda evaluasi itu. Yang paling anyar, Erick mengganti Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng dengan Basuki Tjahaja Purnama. Dia juga menunjuk mantan Komisioner KPK Chandra Hamzah sebagai Komisaris Utama BTN. FRANCISCA CHRISTY ROSANA | VINDRY FLORENTIN
Menunggu Aksi BTP di Pertamina
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah mengumumkan Basuki Tjahaja Purnama sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Pelantikan pria yang akrab disapa BTP itu akan dilakukan dalam rapat umum pemegang saham Pertamina hari ini.
Menurut Erick, mantan Gubernur DKI itu dipilih menggantikan Tanri Abeng lantaran dia membutuhkan figur yang dapat membantu Pertamina mencapai target, salah satunya mengurangi impor minyak dan gas. "Kita perlu figur pendobrak," kata dia, akhir pekan lalu.
Menjelang bertugas, Ahok belum mau banyak berkomentar. "Kan sekarang belum masuk (Pertamina). Kalau sudah kerja, baru komentar," ujarnya kepada Tempo.
Ihwal target yang akan digeber selama di perusahaan minyak negara, Ahok lantas balik menyerahkannya kepada Erick Thohir dan jajaran direksi Pertamina. "Nanti tanya ke Pak Erick dan direksi," katanya.
Juru bicara Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan BTP dan komisaris lain memiliki tugas pengawasan. "Secara umum, dewan komisaris melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan," kata dia.
Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, ada sejumlah pekerjaan yang harus diselesaikan segera oleh BTP. Salah satunya, menindaklanjuti hasil temuan dari Tim Anti-Mafia Migas. "Sebagai komisaris, dia bisa mendorong direksi Pertamina membuktikan tidak ada mafia lagi," ujar dia.
Tugas lainnya, kata Abra, mendorong percepatan pembangunan kilang minyak. Dia mengingatkan bahwa tugas utama Pertamina adalah memperbaiki defisit perdagangan minyak dan gas yang terus melebar. FAJAR PEBRIANTO | VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo