Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Kementerian Perhubungan mendorong pengguna sepeda motor agar lebih memperhitungkan faktor keselamatan dalam perjalanan mudik ke kampung halaman. Pasalnya, pemudik bersepeda motor akan menempuh jalur-jalur arteri yang memiliki rute tempuh lebih rumit dan cenderung lebih ekstrem.
Direktur Bina Keselamatan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Ahmad Yani, mengatakan pemudik roda dua harus beristirahat secara berkala. Dalam situasi macet, pengguna motor terbiasa berhenti untuk jangka waktu tertentu dalam antrean panjang. "Jadi, harus ada perkiraan rute untuk istirahat, mencegah dehidrasi, dan gejala lain yang bisa membuat konsentrasi berkendara menurun," ujarnya kepada Tempo kemarin.
Dia tak menampik sulitnya mendorong pemakai kendaraan pribadi agar berpindah ke moda angkutan umum. Dalam dua tahun terakhir pun, jumlah pengguna roda dua di masa Lebaran selalu tumbuh hingga 30 persen.
Antisipasi kecelakaan pemudik bersepeda motor, ujar Yani, banyak dikonsentrasikan di jalur rawan, salah satunya lintas Nagreg-Limbangan, Kabupaten Garut, yang menjadi bagian dari jalur selatan Jawa Barat. Berdasarkan pengamatan Tempo pada H-10 Lebaran atau 5 Juni lalu, arus kendaraan di jalur tersebut diatur satu arah untuk mencegah kepadatan. Meski demikian, potensi kemacetan tetap datang dari pasar di jalan lintas Limbangan-Malangbong yang biasa dipakai sebagai jalur mudik.
Kepada Tempo, seorang petugas unit satuan lalu lintas Kepolisian Sektor Nagreg yang menolak menyebutkan nama menyatakan parahnya kepadatan yang ditimbulkan pasar tumpah. "Truk bisa antre jauh, memanjang ke arah barat dari Limbangan," kata dia, Selasa lalu. "Itu pasarnya di sekitar jalan yang lebarnya cuma 6-7 meter, untuk dua arah."
Kementerian, kata Yani lagi, justru merencanakan pemberian pagar betis di titik-titik pasar tumpah. "Di Nagreg dan sekitarnya, kita pastikan jalan sudah harus clear untuk pemudik. Kan kami ada posko gabungan dengan polisi," ujarnya.
Kelaikan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) serta antarkota dalam provinsi (AKDP) pun disiapkan. Dari total 32 ribu bus yang diperiksa Kementerian Perhubungan, sudah ada 25 ribu unit yang memenuhi kelaikan untuk beroperasi pada awal arus mudik, Jumat besok. Ramp check atau uji kelaikan tersebut sudah digelar sejak Maret lalu.
"Batasnya ya H-7 Lebaran. Kalau tak lulus, tak ada maaf, tak bisa digunakan," tutur Yani sambil menambahkan bahwa para sopir bus diwajibkan beristirahat setiap empat jam.
Adapun Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, menyebutkan adanya sembilan lokasi jembatan timbang di wilayah Jawa yang dikondisikan sebagai lokasi rehat alias rest area jalan arteri. Jembatan timbang, seperti yang berada di kawasan Balonggandu, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tersebut bisa dimanfaatkan pemudik sepeda motor ataupun penumpang bus lintas daerah. "Itu sudah mulai kita fungsikan kok, cek saja di lapangan," kata dia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo