Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi secara bulanan atau month-to-month (mtm) pada dua bulan pertama di tahun 2025. Deflasi tercatat sebesar 0,76 persen mtm pada Januari 2025 dan 0,48 persen mtm pada Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan pihaknya belum bisa memprediksi apakah deflasi akan kembali terjadi di bulan Maret atau selama bulan Ramadan 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun demikian, berdasarkan data historis BPS, inflasi biasanya terjadi pada periode Ramadan dan Idul Fitri. Misalnya pada awal Ramadan 2023, inflasi tercatat berada di angka 0,18 persen secara bulanan atau mtm. Sementara pada awal Ramadan 2024, inflasi tercatat 0,52 persen.
Amalia menjelaskan inflasi terjadi lantaran ada peningkatan permintaan atau demand dari masyarakat. “Karena memang menghadapi Ramadan dan juga Lebaran ini konsumsi masyarakat biasanya relatif tinggi daripada bulan sebelumnya,” ucap Amalia dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, 3 Maret 2025.
Ia kembali menegaskan BPS belum bisa memprediksikan tingkat inflasi sepanjang Maret ini. “Untuk berapa nanti inflasi di bulan Ramadan ataupun pada saat Hari Raya Idul Fitri, tentunya akan kami sampaikan pada April, seperti apa pengaruh Ramadan terhadap inflasi di bulan tersebut,” katanya.
Adapun Amalia mengatakan komoditas dengan andil inflasi terbesar di periode Ramadan dan Idul Fitri berbeda setiap tahunnya. Misalnya, pada awal Ramadan 2023 yang jatuh pada Maret 2023, tiga komoditas dengan andil inflasi terbesar ialah tarif angkutan udara sebesar 0,03 persen, bensin sebesar 0,03 persen, dan beras 0,02 persen.
Namun pada periode Idul Fitri di bulan April 2023, tiga komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar ialah tarif angkutan udara sebesar 0,06 persen, angkutan antarkota 0,03 persen, dan emas perhiasan 0,02 persen.
Sementara pada awal Ramadan 2024 yang jatuh di bulan Maret, komoditas dengan andil inflasi terbesar adalah telur ayam ras, daging ayam ras, dan beras, yang masing-masing tercatat sebesar 0,09 persen. Kemudian pada periode Idul Fitri di April 2024, tiga komoditasnya berubah menjadi bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,14 persen, emas perhiasan 0,08 persen, dan angkutan udara 0,06 persen.
BPS pun menyatakan kenaikan harga beberapa komoditas perlu diwaspadai selama periode Ramadan dan Idul Fitri. Hal ini, lanjut Amalia, karena tingginya permintaan atas komoditas seperti daging ayam ras, tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang putih, beras, hingga emas perhiasan.
Pilihan Editor: Pertama Kali sejak Maret 2000, Indonesia Alami Deflasi Tahunan