Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pendapatan Singapore Airlines Meningkat 3 Kali Lipat, Berikut Sejarah 50 Tahun SIA

Maskapai penerbangan Singapore Airlines telah berdiri 50 tahun, pendapatannya sampai Juni 2022 meningkat 3 kali lipat.

3 Agustus 2022 | 08.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat udara maskapai penerbangan Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ939 lepas landas menuju Singapura di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu 16 Februari 2022. Bandara Bali kembali melayani penerbangan reguler perdana rute Singapura-Bali-Singapura oleh maskapai Singapore Airlines, usai dibukanya kembali pintu masuk internasional di bandara tersebut setelah sempat ditutup akibat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pendapatan Singapore Airlines atau SIA meningkat tiga kali lipat menjadi S$3,9 miliar dalam tiga bulan sampai 30 Juni 2022 lalu. Sementara, laba operasional kuartalan merupakan yang tertinggi dalam sejarah perusahaan dengan mencapai jumlah sebesar S$556 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka tersebut semacam peningkatan akibat dari kerugian hingga mencapai S$409 juta pada kuartal pertama tahun sebelumnya. Sementara keuntungan dari dua pertiga pendapatannya berasal dari hasil kargo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIA telah berdiri sejak 1972. Keuntungan dan kerugian ini termasuk dalam dinamika bisnis perusahaan tersebut. Namun, apakah di antara kalian mengetahui sejarah terbentuknya SIA dapat tetap kokoh sampai saat ini? Simak penjelasannya.

50 Tahun Singapore Airlines

Tepat pada 28 Januari 1972, Singapore Airlines yang sering disebut SIA ini menjadi maskpai nasional utama di negeri jiran, Singapura. Sebagai salah satu maskapai yang sukses di dunia, perusahaan ini telah memiliki penerbangan dengan destinasi lokal hingga mancanegara.

Dalam laman eresources.nlb.gov.sg, terbentuknya SIA dapat ditelusuri dari kehadiran Malayan Airways Limited (MAL) yang dibentuk pada 21 Oktober 1937 oleh British Imperial Airways (MAL), Straits Steamship Company (SSC), dan Ocean Steamship Company of Liverpool. Saat pecahnya Perang Dunia ke-2, MAL yang asalnya terbengkalai lambat laun naik daun kembali dengan memiliki penerbangan dengan rute tiga kali seminggu ke Kuala Lumpur, dilanjut juga ke Ipoh dan Penang.

Selanjutnya, MAL melebarkan sayapnya dengan menciptakan rute penerbangan dengan tujuan domestik dan regional seperti ke Jakarta, Medan, Palembang, Saigon, dan Hong Kong. Kesuksesannya ini membuat MAL semakin meningkatkan ukuran armadanya dan menciptakan akusisi pesawat jet baru.

Pesawat-pesawat tersebut antara lain Douglas DC-3, Vickers Viscount, Lockheed Super Constellation, Comet IV, Fokker F27, DC-4 Skymaster, Bristol Britannia, dan Boeing 707 dan 737,6.

Pada 16 September 1963, MAL berubah nama menjadi Malaysian Airways setelah terjadinya pembentukan Federasi Malaysia saat itu. Kemudian Singapura keluar dari federasi tersebut pada 9 Agustus 1945 yang secara langsung membuat nama maskapai ini berubah menjadi Malaysia-Singapore Airlines (MSA) pada 1966.

Tujuh bulan kemudian, pemerintah Singapura dan Malayasia mulai menyuntik dana besar-besaran untuk membantu maskapai beroperasi. Hal ini membuat saham maskapai masing menjadi 42,79 persen. Untuk sisa saham dipegang oleh pemerintah Brunei, BOAC, Qantas, Straits Steamship Company dan Ocean Steamship Company.

Keuntungan yang semaking meningkat tajam membuat semakin adanya perbedaan visi dari kedua belah pihak. Di kubu Malaysia, ingin adanya restrukturisasi menjadi maskapai nasional yang menjadi terpisah.

Aset maskapai dibagi dan ingin diberi nama Malaysia bernama Malaysian Airline System (MAS). Rencananya maskapai ini akan menerima Armada Persahabatan, pesawat Britten-Norman, peralatan di Malaysia, dan semua rute domestik di Malaysia.

Namun sebaliknya ada perbedaan visi di kubu Singapura, mereka ingin menerima semua jenis pesawat Boeing, gedung markas maskapai, hanggar pesawat dan fasilitas perawatan di Bandara Paya Lebar, sistem reservasi komputer dan sebagian besar kantor di luar negeri. Ditambah dengan keinginan untuk mengambil alih rute

Oleh karena itu, maskapai singapura pun hadir pada 1972 dengan nama awalan Mercury Singapore Airlines atau akronim dari MSA. Akibatnya, Malaysia dan Singapura terjadi cekcok satu sama lain, dan membuat nama MSA di Singapura menjadi Singapore Airlines (SIA).

Akhirnya maskapai ini mulai beroperasi pada tiga rute penerbangan internasional pada 1 Oktober 1972. Pertama ke London, kedua ke Sydney, dan terakhir ke Singapura.

50 tahun telah berlalu tapi maskapai penerbangan ini tetap bertahan dengan segala dinamika bisnisnya. Bahkan maskapai ini pernah mendapatkan penghargaan 'World's Best Airline' Conde Nast Traveler, Wall Street Journal “Asia's Most Admired Company” Award, dan juga pernah menempati posisi ke-18 dalam Top 50 World's Most Admired Companies dari Majalah Fortune.

FATHUR RACHMAN

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus