Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyambut positif usulan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk mendorong pendidikan investasi saham sejak dini. Ia menilai hal itu adalah langkah yang tepat mengingat minimnya pemahaman masyarakat Indonesia terkait pasar saham, yang sering dianggap sebagai "perjudian" oleh sebagian kalangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibrahim mengungkapkan bahwa pandangan Prabowo Subianto yang sempat menyebut investasi saham sebagai bentuk perjudian tidak sepenuhnya salah. "Karena memang di Indonesia, pendidikan mengenai saham masih sangat kurang, bahkan di universitas," ujar Ibrahim saat dihubungi, Jumat, 3 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menilai, negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Korea sudah lebih dulu mengintegrasikan pembelajaran mengenai saham ke dalam kurikulum pendidikan mereka sejak dini. Sebagai contoh, negara-negara tersebut sudah mengajarkan konsep dasar investasi kepada anak-anak sejak usia sekolah dasar, sehingga masyarakat di sana sudah tidak merasa asing lagi dengan pasar saham.
Pentingnya pendidikan saham, menurut Ibrahim, tak hanya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, tetapi juga untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan kerugian. "Di Indonesia, banyak orang yang terjun ke dunia saham tanpa pengetahuan dasar dan akhirnya merugi, lalu mengadukan masalah mereka ke polisi," ujarnya.
Oleh karena itu, Ibrahim menekankan perlunya edukasi mengenai saham dimulai dari tingkat SMP agar masyarakat bisa lebih memahami mekanisme investasi dengan baik.
Ibrahim juga menyoroti, meskipun telah ada beberapa inisiatif kurikulum yang diperkenalkan sejak tahun 2007, pengajaran saham di Indonesia masih terbatas dan seringkali diperdebatkan. "Saya sendiri pernah membuat kurikulum untuk perguruan tinggi pada 2006-2007 yang alhamdulillah diterima, meskipun masih ada perdebatan tentang status halal atau haramnya," katanya.
Ia mengusulkan agar Kementerian Pendidikan dapat bekerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk memasukkan pembelajaran saham ke dalam kurikulum mulai dari tingkat SMP. "Sama seperti bahasa Inggris yang sudah diajarkan dari tingkat SMP, saham seharusnya juga bisa dimulai sejak dini," tambah Ibrahim.
Dengan adanya pendidikan saham yang lebih baik, Ibrahim yakin masyarakat Indonesia bisa lebih siap menghadapi tantangan ekonomi global dan tidak lagi tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain.