Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pengertian E-commerce dan Marketplace, Serta Perbedaannya

Selain e-commerce, ada juga marketplace yang bisa Anda jadikan pula untuk jual-beli online. Ini dia pengertian dan perbedaannya

14 Juni 2023 | 15.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - E-commerce adalah kebutuhan sekunder yang melekat di kehidupan era teknologi saat ini. Bisa sangat diandal dengan harga yang sangat miring, promo menggiurkan, dan kelengkapan produk atau jasa yang dijamin super lengkap dalam satu genggaman smartphone Anda. Selain e-commerce, ada juga marketplace yang bisa Anda jadikan pula untuk jual-beli online. 

Perbedaan E-Commerce dan Marketplace 

Baik e-commerce maupun marketplace, keduanya sama-sama berbisnis dengan memanfaatkan media elektronik berupa komputer, laptop, televisi, maupun smartphone untuk bertransaksi dengan para konsumennya. Mengenai platform yang menjadi wahana bisnis, e-commerce memanfaatkan teknologi kekinian yang simpel dalam bentuk aplikasi. Caranya, dengan menyatukan bisnis, konsumen, dan masyarakat secara umum menjadi satu. Mereka pun tidak melulu menawarkan barang atau jasa secara soft selling maupun hard selling, tetapi diselipi informasi-informasi yang menarik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian, e-commerce biasa melebarkan sayap bisnisnya tidak melulu hanya melalui aplikasi yang dimiliki, tetapi bisnis model ini juga meraup untung dari promosi iklan di TV, website, acara, media sosial, dan lainnya. Buku E-Commerce: Suatu Pengantar Bisnis Digital juga disebut sebagai sumber yang menyatakan bahwa e-commerce adalah kegiatan bisnis seperti penyebaran, pembelian, penjualan, serta pemasaran produk. Bisnis ini melakukan kegiatan transaksi dana hingga pengumpulan informasi secara otomatis. Sedangkan, marketplace secara sederhana bisa Anda bayangkan tentang bagaimana kinerja pada pasar tradisional. Mereka melibatkan banyak pihak dan banyak profesional seperti ekspedisi, perbankan, dompet digital, hingga bekerjasama dengan perusahaan pemilik aplikasi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

E-commerce memudahkan Anda mendapatkan pelanggan karena sifatnya yang otonom. Artinya, Anda mengatur bisnis toko sendiri. Berbeda dengan marketplace yang dikontrol oleh pihak mereka sendiri. Marketplace tersebut juga sebagai salah satu bagian model bisnis dari e-commerce. Mereka akan mempertemukan penjual dengan pembeli. Seperti yang dilakukan oleh OLX dan Shopee.

Jenis-Jenis E-Commerce

Berikut jenis-jenis e-commerce berdasarkan pola bisnis yang diterapkan. Ada sekitar 7 pola bisnis yang mungkin masih asing bagi Anda di samping Business-to-business (B2B).

1. Business-to-business (B2B)

Istilah Business-to-business (B2B) tentu sudah banyak dikenal oleh masyarakat pengguna e-commerce. Jenis ini menerapkan sistem perusahaan untuk menjual produk atau jasanya ke perusahaan lain. Penjualan yang ditawarkan pun dalam proyek besar seperti untuk keperluan instansi sekolah atau kantor. Serba melalui transaksi online, juga dengan menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) dan email terkait pembelian, informasi dan konsultasi, pengiriman, serta proposal bisnis.

2. Business-to-Consumer (B2C) 

Perusahaan akan menjual produk atau jasa kepada Anda sebagai konsumen. Di sini peran Anda hanya sebatas pelanggan ritel. Untuk menjadi penjual ritel, tentu Anda harus menjalani syarat ketat tertentu. Business-to-Consumer (B2C) sudah berjalan banyak di Amerika.

3. Consumer to Consumer (C2C)

Didukung dengan transaksi serba online dan memanfaatkan pihak ketiga penyedia platform. Bisnis Consumer to Consumer (C2C) inilah yang akan mempertemukan Anda sebagai penjual dengan pembeli. Beberapa syarat yang harus Anda ikuti jika ingin menggunakan platform dari pihak ketiga seperti Shopee dan Tokopedia.

4. Consumer-to-Business (C2B)

Jenis e-commerce C2B biasanya dilakukan oleh individu independen pemilik keahlian jasa tertentu termasuk menghasilkan produk bagi perusahaan. 

Dengan demikian, Consumer-to-Business (C2B) memiliki banyak sumber daya manusia dengan beragam talenta. Anda bisa menemukan bisnis ini di bidang-bidang ilmu teknologi dan fotografi. Sebut saja, jasa pembuatan website, penyedia gambar beroyalti, juga termasuk penyedia jasa resep-resep makanan di aplikasi tertentu.

5. Business-to-Administration (B2A)

B2A adalah jenis e-commerce yang hampir mencakup semua transaksi  bisnis online perusahaan dengan administrasi publik. Di mana e-commerce Business-to-Administration (B2A) melayani transaksi yang salah satunya di bidang fiskal, investasi, jaminan sosial, ketenagakerjaan, dokumen hukum dan register, serta banyak hal. 

6. Consumer-to-Administration (C2A)

E-commerce jenis C2A adalah tentang transaksi elektronik yang terjadi antara individu dengan administrasi publik milik swasta hingga negeri. Antara lain, pada area layanan kesehatan termasuk Jamsostek, dan perpajakan. Dengan menggunakan metode Consumer-to-Administration (C2A), individu akan mendapatkan sebuah efisiensi layanan dan informasi suatu instansi.

7. Online-to-Offline (O2O)

Jenis Online-to-Offline (O2O) adalah gaya e-commerce terakhir yang biasa dilakukan oleh toko-toko fisik. Lalu, bisnis mereka dipromosikan melalui berbagai kanal daring atau online. Salah satu cara yang biasa Anda temui adalah mengajak untuk berlangganan surat elektronik (email) dan terdapat iklan bisnis mereka di sosial media atau artikel berita. Meski tidak semua toko memiliki barang seperti Gojek, tetapi ia bisa menggunakan cara ini untuk melakukan metode jasa beli secara online.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus