Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
BARU menjabat pada Maret lalu, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Eddy Abdurrahman menghadapi persoalan serius. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang dipimpinnya diperkirakan akan mencetak defisit Rp 3,54 triliun karena beban subsidi untuk menyokong program percepatan penggunaan solar bercampur minyak nabati sebesar 30 persen (B30) membengkak. Pemerintah pun kini menyiapkan suntikan dana Rp 2,78 triliun untuk menutup defisit tersebut.
Rencana gelontoran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ini menuai kritik. Sudah lama percepatan program biodiesel dinilai banyak kalangan kelewat ambisius. Subsidi yang ditanggung BPDPKS dalam program ini juga dinilai hanya menguntungkan perusahaan besar sawit yang kebagian jatah memasok bahan bakar nabati.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo