Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Penumpang Kapal Laut Meningkat

Angkutan penyeberangan memberlakukan ganjil-genap.

27 Mei 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemudik di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Jawa Timur, kemarin. ANTARA/Budi Candra Setya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Pertumbuhan jumlah penumpang angkutan laut selama masa mudik Idul Fitri tahun ini diprediksi meningkat. Lonjakan harga tiket pesawat menjadi salah satu pemicunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Indonesia, Ira Puspadewi, memperkirakan jumlah penumpang rata-rata naik sekitar 5 persen. Khusus di Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni, jumlahnya diprediksi naik hingga tiga kali lipat dari tahun lalu. "Kami prediksi kenaikannya 15 persen, padahal tahun lalu hanya 5 persen," kata dia kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ira menuturkan kenaikan ini dipicu tingginya ongkos transportasi udara. Selain harga tiket, masyarakat harus mempertimbangkan pengeluaran lain, seperti biaya bagasi. Pasalnya, masyarakat Indonesia cenderung bepergian dengan banyak anggota keluarga dan membawa buah tangan sehingga beban pengeluarannya cukup tinggi dibanding transportasi darat dan laut.

Jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera yang sudah beroperasi juga akan mendorong lonjakan jumlah penumpang. Sejak libur Natal dan tahun baru pada Desember lalu, Ira mengatakan kenaikan jumlah penumpang telah terjadi lantaran akses transportasi darat sudah tersambung hingga ke Palembang.

Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, ASDP bersama pemerintah memberlakukan kebijakan ganjil-genap di pelabuhan pada malam hari. "Kami ingin mendorong orang untuk datang pada pagi dan siang hari agar tidak terjadi penumpukan penumpang," kata Ira. Dia berharap pengaturan ini mampu membantu pemudik pulang dengan nyaman.

Adapun PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) memperkirakan kenaikan jumlah penumpang hanya sekitar 3,5 persen. Direktur Angkutan Penumpang dan Perintis Pelni, Olih Masolich Sodikin, mengatakan kenaikan harga tiket pesawat tak terlalu berdampak. "Pasarnya berbeda," kata dia. Selain itu, Pelni tidak menambah armada sejak 2007. Saat ini ada 26 armada milik Pelni.

Sodikin menuturkan perseroan hanya mengandalkan perubahan rute dan penambahan frekuensi penyeberangan. Dia mencontohkan, sebagian kapal yang berlayar dari Jakarta ke Papua hanya beroperasi sampai Manokwari dan Sorong, yang banyak didatangi masyarakat dari tengah dan barat Indonesia. Pelni juga mengubah rute Jakarta-Batam yang cenderung sepi. "Kami alihkan untuk Batam-Medan," ujarnya.

Menghadapi lonjakan penumpang angkutan laut, Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Sudiono, mengatakan kapal harus memenuhi kebutuhan alat-alat keselamatan. Dia juga meminta kapal menyesuaikan sertifikat keselamatan kapal penumpang.VINDRY FLORENTIN

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus