Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat peningkatan pelaku perjalanan di semua moda transportasi selama libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyebut trafik di Jalan Tol Trans Sumatera naik 29 persen dibanding trafik normal. Tercatat sepanjang Jumat hingga Senin, 24-27 Januari 2025, ada 426 kendaraan yang melintas.
“Ini menandakan pergerakan masyarakat di Sumatera yang semakin signifikan dalam memanfaatkan libur panjang,” kata Dudy melalui keterangan tertulis, Rabu, 29 Januari 2025.
Kemenhub juga mencatat peningkatan volume lalu lintas yang kembali ke Jabodetabek. Tercatat pada Senin, 27 Januari 2025, ada 176.409 kendaraan yang masuk atau naik 37,91 persen dibanding lalu lintas normal sebanyak 127.913 kendaraan.
Sementara itu, pada transportasi perkeretaapian, jumlah penumpang kereta antarkota harian pada 26 Januari 2025 tercatat sebanyak 212.266 penumpang. Angka tersebut menunjukan kenaikan 37,8 persen dibanding rata-rata harian normal. Adapun secara kumulatif, volume penumpang kereta api antarkota sejak 24 hingga 27 Januari 2025 tercatat sebanyak 800.485 penumpang.
Lebih lanjut pada transportasi udara, Dudy mengatakan pergerakan pesawat meningkat 8,33 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan pergerakan pesawat ini terjadi seiring penambahan extra flight sebanyak 34 penerbangan. “Pergerakan penumpang juga naik 21,17 persen dan pergerakan kargo mengalami kenaikan sebesar 3,85 persen,” ujar Dudy.
Cuaca Ekstrem
Momen libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025 berbarengan dengan cuaca ekstrem. Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca ekstrem berpotensi terjadi hingga Kamis, 30 Januari 2025. Hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang diprediksi terjadi di Bandara Soekarno-Hatta dan sejumlah titik penyeberangan.
Oleh karena itu, Dudy mengimbau seluruh pengelola layanan transportasi dapat memperketat pengawasan pada aspek keselamatan. “Utamanya pada sektor transportasi udara dan penyeberangan,” kata Dudy.
Dudy juga meminta seluruh operator dan pengelola transportasi rutin mengecek kondisi cuaca terkini dari BMKG. Hal ini diperlukan untuk mempertimbangkan langkah yang akan diambil selanjutnya. “Antisipasi pengalihan transportasi dan lalu lintas juga perlu disiapkan, jika terjadi pembatalan keberangkatan atau penutupan akses akibat cuaca,” ujarnya.
Pasalnya, di tengah cuaca ekstrem ada kemungkinan terjadinya banjir dan gelombang tinggi. Walhasil, sejumlah perjalanan transportasi berpotensi mengalami gangguan, baik penundanan, pembatalan perjalanan, maupun pengalihan arus lalu lintas.
“Aspek keselamatan harus diutamakan dalam segala kondisi. Jika diperlukan, penundaan atau pembatalan perjalanan bisa dilakukan,” kata Dudy.
Pilihan Editor: Hampir 78 Juta Orang Kena PHK, Indef: Lapangan Usaha Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini