Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sedang mempersiapkan sejumlah pra sarana untuk penerapan biodiesel dengan kandungan 40 persen bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit atau B40. Pemerintah bakal menerapkan B40 per 1 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Secara prasarana untuk B40 secara paralel sedang kami siapkan. Nanti ada mode kilang yang harus kami sesuaikan,” kata VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso saat ditemui wartawan di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Senin, 9 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fadjar mengatakan saat ini Pertamina sedang menunggu penerbitan regulasi dari pemerintah. Ia optimistis, setelah penerbitan regulasi masih ada waktu untuk Pertamina melakukan proses transisi.
Menurutnya, Pertamina membutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk bersiap jika berkaca pada penerapan B35 setelah penerapan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 208.K/EK.05/DJE/2022 tanggal 28 Desember 2022 perihal Implementasi Produk Biosolar-B35. Kala itu, Pertamina, lewat PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, melakukan penyaluran perdana B35 pada 1 Juni 2023.
“Nanti B40 juga kemungkinan seperti itu,” kata dia.
Mengenai target kuota, Fadjar mengatakan Pertamina belum membicarakan terkait itu. Saat ini, kata dia, Pertamina masih dalam tahap uji coba.
Sebagai informasi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan B40 akan diterapkan mulai tahun depan. Program mandatori biodiesel B40, kata Airlangga, akan dijalankan per 1 Januari 2025.
“Untuk biodiesel B40, kami berkomitmen untuk mulai pada tanggal 1 Januari,” ucap Airlangga dalam Konferensi Pers 12th Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) Ministerial Meeting, Jumat, 29 November 2024.
Meskipun belakangan ini harga minyak sawit sedang melonjak tinggi, Airlangga menjamin kepastian bahwa biodiesel B40 akan tetap diterapkan. Ia menyebutkan, bila nantinya ada gap atau perbedaan harga akibat kenaikan harga minyak sawit, hal tersebut akan diatasi oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Ia juga menambahkan, penerapan biodiesel B40 ini sesuai dengan program besar dari Prabowo Subianto. Dimana dalam asta cita Prabowo ingin mencapai suatu ketahanan pangan, kemandirian pangan, kemandirian energi, serta hilirisasi industri perkebunan dalam hal ini sawit.
Vedro Imanuel berkontribusi pada artikel ini