Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pertumbuhan Industri Air Minum dalam Kemasan Ditopang Air Mineral dan Teh Kemasan

Industri air minum dalam kemasan (AMDK) memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan penjualan minuman ringan periode 2022 hingga 2023.

13 Maret 2024 | 15.15 WIB

idem
Perbesar
idem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) menyebut bahwa industri air minum dalam kemasan (AMDK) memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan penjualan minuman ringan periode 2022 hingga 2023. Dengan pertumbuhan sebesar 3,1 persen tahunan (year-on-year) itu, industri minuman ringan masih dalam proses pemulihan usai pandemi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Penyumbang utama dari pertumbuhan tersebut adalah air mineral. Tanpa penjualan air mineral, industri minuman ringan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 2,6 persen," kata Ketua Umum Asrim, Triyono Prijosoesilo, saat konferensi pers di Hotel Mercure Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Selain air mineral, Triyono juga menyebut bahwa teh dalam kemasan juga menjadi produk unggulan yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan minuman ringan. Menurut dia, teh dalam kemasan merupakan komoditas yang diminati masyarakat setelah air mineral. 

Triyono turut mengungkap alasan air mineral dan teh kemasan banyak diminati masyarakat. "Ini memang terjadi karena habit kita, orang Indonesia, lebih suka mengkonsumsi minuman air mineral dan teh. Dari dulu tradisi sudah ada, jadi wajar keduanya diminati," ujarnya. 

Lebih lanjut, Triyono menyebut bahwa kebutuhan air mineral yang tinggi disebabkan karena penggunaannya yang masif bagi masyarakat, seperti untuk pengolahan makanan dan minuman olahan lainnya. "Bisa saja AMDK itu dicampur sesuatu," tuturnya. 

Ihwal tingginya pengaruh air mineral, Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, menyebut bahwa iklim tropis Indonesia mendorong masyarakat mengkonsumsi air mineral. 

Selain itu, Merrijantij juga menyampaikan bahwa pertimbangan praktis membuat masyarakat lebih memilih AMDK. "Kalau kita nenteng air minum dua liter tiap harihari terlalu berat, jadi kita membawa 500 ml. Nanti saat butuh air minum tambahan, yang praktis ada AMDK," ucapnya. 

Savero Aristia Wienanto

Savero Aristia Wienanto

Bergabung dengan Tempo sejak 2023, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini menaruh minat dalam kajian hak asasi manusia, filsafat Barat, dan biologi evolusioner.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus