Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pertumbuhan Industri Meroket, Menperin: Ada Optimisme

Industri pengolahan menyumbang paling banyak dalam PDB triwulan III 2017, karena pelaku optimistis.

7 November 2017 | 09.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja mengamati proses produksi industri baja PT Gunung Steel Group di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, 26 Februari 2015. Jumlah industri baja nasional saat ini sebanyak 352 perusahaan tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -  Industri pengolahan nonmigas masih memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada triwulan III tahun 2017, yakni 17,76 persen. Kontribusi ini lebih tinggi dibanding sektor lainnya, seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyumbangkan sekitar 13,96 persen, perdagangan 12,98 persen, serta konstruksi 10,26 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pertumbuhan industri kembali di atas pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2017 menandakan para pelaku industri sudah terbangun optimismenya dalam membangun pabrik di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Senin, 6 November 2017.

Baca juga: Triwulan III-2017, Sektor Industri Setor Pajak 225 Triliun

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 5,49 persen atau naik dibandingkan periode triwulan I/2017 yang mencapai 4,76 persen dan triwulan II/2017 sekitar 3,89 persen. Capaian industri pengolahan nonmigas pada triwulan III/2017 ini juga di atas dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cabang industri pengolahan non-migas yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan III/2017 dicapai oleh industri logam dasar sebesar 10,60 persen, industri makanan dan minuman 9,46 persen, industri mesin dan perlengkapan 6,35 persen, serta industri alat angkutan 5,63 persen.

“Kinerja gemilang di industri logam karena adanya kebijakan hilirisasi yang dicanangkan oleh Presiden,” ujarnya.

Menurut Airlangga, sektor industri baja sedang fokus mengembangkan klaster untuk memproduksi 10 juta ton per tahun, industri berbasis nikel yang akan menghasilkan empat juta ton stainless steel dan pembangunan pabrik baja karbon dengan kapasitas 3,5 juta ton per tahun.

Kementerian Perindustrian terus memacu program hilirisasi industri berbasis sektor agro dan tambang mineral. “Upaya ini terbukti membawa peningkatan pada nilai tambah produk, investasi, serapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa. Kami juga memacu industri otomotif. Sektor ini sekarang tidak hanya sebagai basis produksi di dalam negeri, tetapi basis ekspor untuk negara lain,” kata dia.

Kontribusi terbesar pada pembentukan PDB sektor industri pengolahan nonmigas, diberikan oleh cabang industri makanan dan minuman sebesar 34,95 persen, diikuti industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik 10,46 persen, serta industri alat angkutan 10,11 persen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus