Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. baru saja mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1.300 karyawan. Pemangkasan dilakukan di seluruh negara operasional GoTo, yakni Indonesia, Vietnam, Singapura, dan India. GoTo menyatakan berkomitmen memberi dukungan komprehensif selama masa transisi terhadap para karyawan yang terdampak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
'Karyawan berhak memiliki laptop yang saat ini mereka gunakan dan mengakses berbagai program pelatihan," dikutip dari pernyataan resmi perusahaan yang diterima Tempo pada Jumat, 18 November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain itu, karyawan yang terkena PHK mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan direktori alumni GoTo, di mana perusahaan dapat memberikan rekomendasi kepada berbagai perusahaan dalam jaringan rekanan bisnis Grup GoTo. Seluruh pegawai yang terkena PHK memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di tiap negara GoTo beroperasi.
GoTo berjanji memberikan sejumlah dukungan finansial, berupa tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice in-lieu). Ditambah bantuan pencarian kerja serta layanan konseling juga akan diberikan kepada karyawan yang terdampak. Selanjutnya, fasilitas konseling karir, keuangan, dan psikologi akan tersedia sampai akhir bulan Mei 2023.
Sementara itu, GoTo meyakini langkah perusahaan itu tidak akan mempengaruhi layanan GoTo kepada konsumen serta mitra pengemudi dan pedagang.
Selanjutnya: Jalan Akhir PHK GoTo Usai Efisiensi Beban
CEO Grup GoTo Andre Soelistyo secara langsung memaparkan proses pengambilan keputusan itu kepada media. Ia mengungkapkan latar belakang pemecatan adalah kondisi makro ekonomi global berdampak signifikan pada bisnis GoTo. "Seperti layaknya perusahaan besar lainnya, perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan Perusahaan menghadapi tantangan ke depan,"
Efisiensi dilakukan demi mendorong kemandirian finansial perusahaan. Harapannya, perusahaan terus membantu jutaan konsumen, mitra pengemudi dan pedagang di ekosistem GoTo, melalui pertumbuhan sehat dan berkesinambungan.
GoTo mengaku banyak melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama. Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan telah menghemat biaya struktural Rp 800 miliar dari berbagai aspek seperti teknologi, pemasaran dan outsourcing.
Namun, optimalisasi itu dinilai belum cukup memperkuat keuangan perseroan. Per Agustus 2022 lalu, kerugian GoTo naik karena penyesuaian rugi sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi menjadi Rp 4,14 triliun. "Padahal pada periode serupa tahun lalu, angka kerugian pro-forma sebesar Rp 3,9 triliun."
GoTo memutuskan untuk fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali perusahaan agar mampu lebih jauh bernavigasi di tengah kondisi ekonomi global. Lini bisnis yang akan difokuskan adalah tiga layanan inti, yakni on-demand, e-commerce dan financial technology. Pasalnya, pertumbuhan ketiga lini bisnis itu dinilai paling konsisten. Langkah-langkah itu diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan dan kemandirian bisnis GoTo secara sustainable dalam jangka panjang.
"Keputusan sulit ini tidak dapat dihindari supaya Perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan sehingga terus memberikan dampak positif bagi jutaan konsumen, mitra pengemudi, dan pedagang."
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini