Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pipa gas bocor bawah laut yang terjadi di sekitar ujung Pulau Panjang Bojonegara, Banten, dilaporkan milik perusahaan minyak bumi dan gas (migas) asal Cina, yakni China National Offshore Oil Corporation (CNOOC).
Kebocoran pipa gas bawah laut pada posisi 05-55-52.S / 106-07-075.E tersebut terjadi pada Senin pagi, 9 Juli 2018, pukul 9.45 WIB.
Baca juga: Pipa Gas PGN Bocor di Cakung, Polisi Periksa Pekerja Tol
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher membenarkan informasi tersebut. “Telah terjadi kebocoran subsea gas pipeline 20"OD yg mengalirkan gas dari Pabelokan CNOOC ke Cilegon,” ujar Wisnu, Senin, 9 Juli 2018.
Wisnu menuturkan, sejauh ini SKK Migas masih melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab kebocoran pipa gas bawah laut tersebut. “Penyebab kebocoran masih under investigation. Upaya penanganan kebocoran sedang dilakukan,” katanya.
Dia menyebutkan kejadian pipa gas bocor tersebut menyebabkan pasokan gas sebanyak 50 million standard cubic feet per day (MMscfd) terhenti.
Baca juga: Polisi Usut Kelalaian Kontraktor LRT pada Kasus Pipa Gas Bocor
Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Bojonegara sejauh ini telah berkoordinasi dengan PT CNOOC untuk segera melakukan perbaikan pipa. CNOOC diketahui telah mengerahkan 3 unit kapal miliknya, yakni kapal SV Swiber Venturer, SV Patra Marine, dan CB NMS Acelerite dari Pabelokan, Kepulauan Seribu, ke lokasi.
Berdasarkan perkembangan hingga siang tadi yang diperoleh UPP dari KNP Trisula, volume dan ketinggian semburan air laut sudah menurun. VTS Merak terus memantau pergerakan kapal-kapal di wilayah sekitar pipa gas bocor. "Bahkan, semburan air laut ke permukaan dinyatakan sudah tidak terlihat lagi," kata Kepala UPP Bojonegara Kant Dicky.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini