Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih mengevaluasi pembangunan proyek high voltage direct current (HVDC) atau kabel bawah laut tegangan tinggi arus searah 500 kilovolt (kV) yang menghubungkan Sumatera dengan Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Perencanaan Korporat PLN Syofvi Roekman mengatakan PLN membutuhkan intrakoneksi antara sistem Sumatera dan Jawa-Bali, sehingga rencana pengembangan proyek HVDC masih tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027. Namun pihaknya belum memutuskan, apakah proyek HVDC akan dilanjutkan atau justru diganti menggunakan transmisi daya bolak-balik atau high voltage alternating current (HVAC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami akan lakukan evaluasi, sehingga opsi itu dibuka, apakah HVDC atau HVAC. Sebab, kami lihat sekarang pembangunan PLTU ultra supercritical cukup signifikan. Kami butuh tingkat keandalan Sumatera dan Jawa," ujarnya di Jakarta, Kamis, 22 Maret 2018.
Proyek HVDC direncanakan mulai dibangun pada 2021 dan ditargetkan rampung tahun 2024. Proyek itu sempat menjadi polemik pada 2016.
Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral kala itu, ingin HVDC tetap dibangun karena beban di Jawa sudah sangat maksimal. Pembangkit mulut tambang dibangun di Sumatera Selatan, lalu listriknya dialirkan ke Jawa melalui HVDC agar tidak overload.
Sementara itu, PLN sempat ingin menghapus HVDC dari RUPTL. PLN beralasan, tidak logis jika Sumatera memasok listrik ke Jawa, padahal Sumatera masih kekurangan listrik.