Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis endokrinologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Dr Dante Saksono, PhD menyatakan pengusaha Probosutedjo, 86 tahun, meninggal bukan karena kanker tiroid. "Probosutedjo meninggal karena infeksi paru-paru yang diidapnya selama setahun," kata Dante kepada Tempo, di Klinik Diabetes dan Tiroid RSCM Kencana, Selasa, 27 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dante menyatakan kanker tiroid yang diidap Probosutedjo sudah dinyatakan bersih. "Statement kanker tiroid datang dari keluarga," kata Dante, yang menjadi tim dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini. "Ditambah faktor usia juga," lanjut dia. Adapun kanker tiroid, kata Dante, dapat disembuhkan 100 persen melalui pengobatan yang tepat dan teratur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, anak keempat Probosutedjo, Rindang Sari Kurniawati menuturkan ayahnya sudah 20 tahun berperang dengan kanker tiroid. "Setelah sekian lama berjuang, akhirnya beliau berserah diri kepada Allah SWT," ujar Wati di rumah duka, Jalan Diponegoro Nomor 20-22, Jakarta, Senin, 26 Maret 2017. Wati memohon doa untuk ayahnya.
Wati menuturkan adik dari Presiden Soeharto itu berpulang Senin, 26 Maret 2018, pukul 07.00 WIB di Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo, Jakarta, setelah dirawat sejak Kamis pekan lalu, 22 Maret 2018.
Probosutedjo adalah adik kedua, putera Sukirah. Dia lahir pada 1 Mei 1930 di Yogyakarta. Probo guru sejak muda. Dia mengawali karirnya sebagi guru SMP Perguruan Kita di Serbelawan, Pematangsiantar, pada 1951. Ia juga mendirikan sejumlah perguruan tinggi seperti, Institut Pertanian Yogyakarta, Akademi Wiraswasta pada 1981, dan mendirikan Universitas Mertju Buana, Jakarta, pada 1985.
Dari dunia pendidikan, Probosutedjo “melompat” ke dunia usaha. Ia melepaskan profesi guru dan bekerja di PT Orici di Medan. Probo benar-benar menjadi pengusaha dengan mendirikan PT Setia Budi Murni, pada 1964. Ia lalu mendirikan PT Embun Emas. Ketika Soeharto menjadi Presiden RI, Probo pindah ke Jakarta.
Probosutedjo kemudian mendirikan PT Mertju Buana pada 1968, yang dikenal sebagai pemegang monopoli cengkih. Beberapa perusahaan yang didirikannya di antaranya adalah PT Garmak Motor, PT Cipendawa, dan PT Kedawung, pabrik gelas terbesar di Asia Tenggara.
Probosutedjo memimpin beberapa perusahaan, seperti, PT Mertju Buana, PT Setia Budi Murni, PT Tegus Sri Kurnia, PT Kompos, PT Merbacal, PT Cipendawa Farm Enterprises, PT Kedawung Indah Cans, PT Menara Tri Buana, PT Menara Bumi, PT Germak Motor, PT Sagitarius Sari, PT Putra Bangsa Sejati. Probo juga Komisaris Utama di PT Keramika Indah Perkasa sejak 1978, dan komisaris PT Bank Jakarta sejak 1972.
TIM TEMPO