Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasar industri keramik semakin memantik minat, melimpahnya bahan baku menjadi pendorong utama. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengambil sejumlah langkah untuk mendongkrak kinerja dan produktivitas industri. Melalui pernyataan tertulis pada Kamis, 7 Desember 2023, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, menjelaskan bahwa prospek industri keramik diperkuat oleh pertumbuhan pasar dalam negeri yang konsisten naik, terutama dalam sektor properti dan perumahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Industri keramik, termasuk produsen ubin, saniter, tableware, kaca, refraktori, dan produk mineral nonlogam lainnya, telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendongkrak perekonomian nasional. Investasi di sektor ini terus berkembang, mendorong peningkatan kapasitas, perolehan devisa, dan penyerapan tenaga kerja. Andi menjelaskan, “Perkembangan investasi industri keramik di Indonesia terus tumbuh sehingga memacu dari sisi kapasitas, perolehan devisa, maupun penyerapan tenaga kerja,”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan proyeksi Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), produksi keramik Indonesia diproyeksikan mencapai 551 juta m2 pada tahun 2023, yang diperkirakan meningkat menjadi 625 juta m2 pada tahun 2024. Tingkat utilisasi saat ini mencapai 78 persen, dengan target peningkatan menjadi 82 persen pada tahun 2024.
Andi juga menyoroti peran sektor-sektor terkait lainnya yang mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Salah satunya industri semen, tercatat jika produksi mencapai 64 juta ton pada 2022, melebihi jumlah yang dibutuhkan, yakni sekitar 63 juta ton. Selain itu, ada industri kaca lembaran, menurut data Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), pada tahun 2023, industri ini mampu meraih penjualan hingga 1,29 juta ton, ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 4,8 persen dibanding tahun lalu.
Dalam menghadapi peluang dan tantangan, Kemenperin mendorong Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Non Logam (BBSPJIKMN) untuk menuju Badan Layanan Umum (BLU). "BBSPJIKMN memiliki peran penting dalam memastikan standar mutu komoditi keramik dan mineral non-logam terpenuhi," Andi menegaskan.
Melansir dari Kemenperin, berbagai program dan kebijakan strategis telah dilaksanakan untuk pengembangan industri keramik nasional. Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dan pengawasan standar nasional Indonesia (SNI) menjadi fokus utama, sementara BBSPJIKMN telah memberikan lebih dari 485 layanan kepada mitra industri, pendidikan, dan pemerintah pada tahun 2023.
Dalam persiapan menuju status BLU, BBSPJIKMN merancang layanan baru seperti konsultansi Indi 4.0, verifikasi TKDN, Lembaga Pemeriksa Halal, dan Lembaga Sertifikasi Profesi. Azhar berharap dengan semakin berkembangnya jangkauan layanan, BBSPJIKMN dapat bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, memberikan kontribusi positif, dan meningkatkan daya saing industri keramik nasional.
Pilihan Editor: Saran Chatib Basri untuk Anies, Prabowo, dan Ganjar Supaya Ekonomi Tumbuh di Atas 6 Persen