Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Proyek Pelabuhan Menanti Guyuran Modal

Pelabuhan hanya satu dari tiga subsektor perhubungan yang menjadi fokus pertama Lembaga Pengelola Investasi.

5 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Pelabuhan Patimban, Kabupaten Subang, Jawa Barat, 18 November 2020. ANTARA/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ada 13 proyek strategis sektor kepelabuhan yang sedang dikebut.

  • Guyuran modal dari LPI diprediksi masuk melalui setiap entitas pemilik proyek.

  • Perusahaan BUMN menanti realisasi kerja LPI.

JAKARTA – Sejumlah proyek pengembangan pelabuhan dianggap cocok menjadi sasaran pendanaan perdana Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Koordinator Kepala Project Management Office Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Yudi Adhi Purnama, mengatakan terdapat 13 proyek strategis sektor kepelabuhan yang sedang dikebut agar rampung sebelum 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia memperkirakan guyuran modal dari sovereign wealth fund bentukan pemerintah Indonesia tersebut masuk melalui setiap entitas pemilik proyek. “Sepertinya investasinya bukan per proyek, melainkan untuk badan usaha yang butuh pendanaan,” katanya kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari catatan KPPIP, nilai kebutuhan investasi 13 proyek pelabuhan prioritas itu beragam. Beberapa pengerjaan dari daftar proyek strategis nasional tersebut merupakan dermaga berkapasitas kecil. Contohnya, Pelabuhan Likupang di Sulawesi Utara, yang nilai investasinya sekitar Rp 180 miliar. Ada juga pengerjaan fasilitas yang menjadi bagian dari proyek jumbo, seperti Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, yang total kebutuhan pendanaannya menembus Rp 43 triliun.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan beberapa proyek prakarsa pemerintah, atau diistilahkan sebagai solicited, pun layak didanai LPI. Tanpa merinci nilai dan kemajuan proyek, dia mengusulkan Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, serta dua pelabuhan yang masing-masing berada di Ambon (Maluku) dan di Palembang (Sumatera Selatan).

Pekerja menyelesaikan pengerjaan stasiun light rail transit Jabodebek Dukuh Atas di Jakarta, 27 Januari 2021. TEMPO/Tony Hartawan.

Budi menambahkan, baik modal awal Rp 75 triliun maupun dana susulan yang akan didapat LPI bisa masuk ke proyek pengembangan bandara, perkeretaapian modern seperti light rail transit dan mass rapid transit, serta proyek pengembangan terminal bus tipe A.

Pelabuhan hanya satu dari tiga subsektor perhubungan yang menjadi fokus pertama LPI. Direktur Investasi LPI, Stefanus Ade Hadiwidjaja, mengatakan lembaganya menyiapkan investasi ke proyek bandara dan jalan tol. Pembiayaan tiga jenis proyek penunjang transportasi itu dianggap penting karena berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemanfaatan jalan, bandara, dan pelabuhan oleh berbagai industri diprediksi bisa menimbulkan dampak ganda.

Meski begitu, Stefanus belum bisa memastikan aset mana saja yang akan menjadi target. “Masih awal untuk membagi terlalu banyak detail,” ujar dia. “Kami sedang bekerja keras secepat mungkin dan berkoordinasi dengan berbagai pihak.”

Direktur Utama PT Pelindo 1 (Persero), Dani Rusli Utama, menunggu realisasi kerja LPI. “Kami akan mengusulkan proyek, jadi memanfaatkan peluang tersebut,” kata dia, kemarin.

Investasi baru, dia melanjutkan, bisa mengalir ke proyek utama yang sedang digarap Pelindo 1, seperti pengembangan fasilitas Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan di Sumatera Utara yang sepanjang tahun lalu volume bongkar-muatnya mencapai 575.300 TEUs (satuan kontainer). Volume itu naik 7,85 persen dibanding realisasi 533 ribu TEUs pada 2019. Kontribusi TPK Belawan terhadap total kinerja peti kemas Pelindo 1 mencapai 80 persen, mengalahkan sembilan wilayah kerja yang dikelola perseroan.

Proyek pembangunan Pelabuhan Multipurpose Wae Kelambu di Labuan Bajo, NTT, 10 November 2020. ANTARA/Dok BKIP Kemenhub.

Vice President Corporate Communication PT Pelindo III (Persero), Suryo Khasabu, enggan berkomentar mengenai prospek LPI terhadap proyek perusahaannya. Dia hanya mengatakan Pelindo III sedang berfokus mengembangkan Terminal Multipurpose Labuan Bajo yang bisa menampung bongkar-muat kontainer hingga 100 ribu TEUs. Proyek penguatan dermaga kargo di Nusa Tenggara Timur itu tercatat juga dalam daftar proyek strategis nasional terbaru, dengan kebutuhan investasi mencapai Rp 409 miliar.

Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Leonard Tampubolon, mengatakan LPI harus memperhatikan secara saksama perencanaan setiap proyek yang akan didanai. “Masalah proyek infrastruktur tidak hanya soal pendanaan, tapi juga kesiapan proyek itu sendiri.”

CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus