Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tergerus Transaksi QRIS

Transaksi menggunakan QRIS perlahan menggerus peran kartu debit. Kemudahan transaksi hingga promo menyebabkan QRIS laris manis.

19 Oktober 2024 | 00.00 WIB

Warga melakukan pembayaran secara elektronik menggunakan QRIS di Kota Tangerang, Banten, 17 Oktober 2024. ANTARA/Sulthony Hasanuddin
Perbesar
Warga melakukan pembayaran secara elektronik menggunakan QRIS di Kota Tangerang, Banten, 17 Oktober 2024. ANTARA/Sulthony Hasanuddin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Transaksi menggunakan QRIS melonjak drastis, berbanding terbalik dengan kartu debit.

  • Kemudahan transaksi menggunakan QRIS menjadi pemicu lonjakan transaksi layanan tersebut.

  • Meski kalah pamor, kartu debit diproyeksi masih bertahan 5-10 tahun ke depan.

MASA berlaku kartu debit Damayanti, 29 tahun, sudah habis tiga bulan lalu. Namun karyawan swasta di Bandung, Jawa Barat, ini tak kunjung mengganti alat pembayaran tersebut. "Belum butuh," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dalam kesehariannya, Damayanti lebih banyak mengandalkan layanan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS untuk pembayaran. Opsi pembayaran lain adalah uang tunai. Itu pun bisa ia tarik dari mesin anjungan tunai mandiri lewat aplikasi perbankan miliknya tanpa menggunakan kartu debit. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia lebih menyukai transaksi menggunakan QRIS yang praktis. "Tinggal scan, selesai," ujarnya. Untungnya makin banyak penyedia barang dan jasa yang menyediakan kode QR sebagai sarana pembayaran. 

Merujuk pada data Bank Indonesia, Damayanti bukan satu-satunya yang terlena dengan layanan QRIS. Pada kuartal II tahun ini, transaksi QRIS tercatat melonjak hingga 226,54 persen secara tahunan. Jumlah penggunanya sudah mencapai 50,50 juta orang dan 32,71 juta merchant. Transaksinya berbanding terbalik dengan data pembayaran menggunakan kartu debit, yang justru mengalami penurunan sebesar 8,42 persen secara tahunan menjadi 1,75 miliar transaksi. 

Perhimpunan Bank Nasional dalam keterangan tertulisnya menyebutkan sejumlah penyebab lonjakan transaksi QRIS. Salah satunya kemudahan transaksi lewat satu pemindaian kode QR. Prosesnya pun cepat. Beragam promo penggunaan QRIS juga ikut meningkatkan minat masyarakat menggunakan layanan tersebut. 

Adopsi teknologi digital juga tak bisa dilepaskan dari pertumbuhan QRIS belakangan. Di sisi lain, Bank Indonesia dan lembaga lain berinvestasi menyediakan infrastruktur sistem pembiayaan yang mendukung QRIS di wilayah Indonesia. 

Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo menambahkan faktor lain yang menjadi daya tarik QRIS. "Fleksibilitas QRIS yang dapat digunakan dengan berbagai aplikasi pembayaran sehingga memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna," ujarnya. Selain itu, QRIS memfasilitasi transaksi mikro yang sebelumnya lebih sulit dilakukan dengan kartu debit.

Dengan adopsi QRIS dan pembayaran digital yang terus meningkat, Arianto menilai peran kartu debit bisa makin berkurang, terutama di kalangan pengguna yang lebih nyaman dengan teknologi dan ekosistem tanpa tunai. Namun, dalam waktu dekat, kartu debit masih diperlukan terutama untuk transaksi yang melibatkan pengambilan tunai atau untuk nasabah yang belum beralih sepenuhnya ke pembayaran digital.

Transaksi dengan QRIS Tumbuh Pesat

Jika peralihan dari kartu debit ke QRIS terjadi, Arianto mencatat sejumlah keuntungan, khususnya bagi perbankan. Bank bisa meningkatkan pendapatan dari sisi transaksi berbasis QRIS melalui biaya merchant atau dikenal dengan merchant discount rate. Bank juga memiliki potensi untuk ekspansi layanan ke nasabah yang lebih luas, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil yang lebih mudah diakses melalui QRIS. Biaya operasional pengelolaan kartu fisik dan infrastruktur ATM juga bisa berkurang.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia Amin Nurdin juga menyoroti keuntungan bagi bank di tengah turunnya pamor kartu debit dibanding QRIS ini. "Tidak perlu investasi untuk mesin kartu, pencetak kartu, emboss kartu, pengiriman, dan biaya kurir," katanya. Perusahaan juga bisa lebih mudah menambah jumlah konsumen. Tentu saja, layanan digital punya tantangan sendiri, seperti menjaga keamanan dari kejahatan siber.

Transaksi dengan QRIS Tumbuh Pesat

 

Namun ia menilai penggunaan kartu debit tak akan tergerus sepenuhnya dalam waktu dekat. QRIS bisa tumbuh pesat di wilayah perkotaan dengan infrastruktur sistem dan Internet yang baik hingga masyarakat yang terbiasa dengan aplikasi digital. Sementara itu, di kota kecil dan perdesaan, tren penggunaan kartu debit masih akan tinggi. 

Peneliti dari Center of Reform on Economics Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, optimistis kartu debit masih dibutuhkan dalam 5-10 tahun ke depan. "Saat ini tren QRIS relatif masih jarang digunakan untuk transaksi dengan nominal besar," tuturnya. Beberapa konsumen masih memilih menggunakan kartu debit untuk transaksi jumbo. Apalagi kartu debit memiliki fungsi lain, seperti penarikan tunai. Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum terbiasa memanfaatkan layanan digital. 

Transaksi dengan QRIS Tumbuh Pesat

Optimisme ini juga datang dari PT Bank Central Asia Tbk. "Di tengah pesatnya transformasi digital di Indonesia, kami melihat penggunaan kartu debit masih memiliki peranan penting dan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan," kata EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn. Peran kartu debit akan saling melengkapi dengan QRIS. 

BCA mencatat jumlah kartu debit BCA mencapai 36,9 juta kartu atau meningkat 7 persen secara tahunan per September 2024. Nilai transaksi kartu debit BCA mencapai Rp 165 triliun pada saat yang sama. 

Transaksi dengan QRIS Tumbuh Pesat

Sementara itu, total frekuensi transaksi QRIS yang diproses sistem BCA meningkat 156 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Nilai transaksinya mencapai Rp 164 triliun atau meningkat 152 persen secara tahunan. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus