Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, Jahja Setiaatmadja, mengingatkan kepada para nasabah untuk waspada dan selalu menjaga data-data pribadi. Hal ini kembali disampaikan menanggapi kasus pembobolan rekening tabungan senilai Rp 320 juta di bank yang dimpinnya baru-baru ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bos BCA itu mengibaratkan KTP, Kartu ATM, buku tabungan, serta nomor PIN sebagai nyawa kedua yang harus dijaga dengan baik. Nasabah pun diminta tak menyebarkan nomor-nomor di kartu identitas itu ke siapa pun, termasuk ke kerabat dan orang terdekat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Namanya KTP, kartu ATM, buku tabungan, serta nomor PIN itu nyawa kedua. Makanya para nasabah harus bisa menyimpan dengan baik,” ucap Jahja dalam konferensi pers Kamis, 26 Januari 2023.
Pasalnya, kata Jahya, seseorang dengan bermodalkan kartu ATM dan nomor PIN, ketika berhadapan dengan mesin ATM, sudah bisa langsung menarik tunai Rp 10 juta. "Selain itu, sudah bisa transfer ke bank lain Rp 25 juta sampai Rp 50 juta melalui mesin ATM," ucapnya.
Untuk menarik uang tunai, tak perlu repot-repot membawa buku tabungan atau KTP ke bank dan berurusan dengan teller. “Tidak perlu KTP, tidak usah buku tabungan, Anda datang saja ke mesin ATM tanpa memperlihatkan wajah sudah bisa tarik itu,” ucapnya.
Jahja juga menyampaikan pentingnya nasabah menyimpan nomor PIN agar tidak disalahgunakan dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya ramai diberitakan tukang becak membobol rekening nasabah BCA bernama Muin Zachry di Surabaya. Tukang becak bernama Setu mengaku disuruh menyamar oleh Mohammad Thoha yang tinggal indekos di rumah pemilik rekening bank.
Selanjutnya: Setu dipilih karena wajahnya...
Setu dipilih karena wajahnya dianggap mirip dengan Muin. Dengan menyamar menggunakan kopiah dan mengenakan masker, dan berbekal buku tabungan, KTP dan hapalan tanda tangan Muin, Setu diminta mengambil uang senilai Rp 320 juta di kantor cabang BCA dekat PGS Surabaya.
Setu akhirnya mengelabui teller BCA dengan data-data pribadi Muin yang asli dan tanda tangan Muin yang ditirukan setelah belajar selama 3 hari.
Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menegaskan bahwa penarikan dana oleh tukang becak tersebut dilengkapi dengan KTP asli, buku tabungan asli, dan kartu ATM.
"Dalam penarikan dana rekening nasabah tersebut verifikasi transaksi sudah dilakukan oleh BCA melalui verifikasi personal identification number atau PIN ATM nasabah," kata Hera pada kesempatan yang sama.
Ke depan, kata Hera, BCA terus mengimbau kepada nasabah untuk tidak memberikan data-data bersifat rahasia, apapun itu kepada siapa pun.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.