Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Rupiah dan IHSG Kompak Menguat di Sesi Pertama Perdagangan

Rupiah menguat di tengah sentimen penyebaran virus corona atau covid-19 dan harapan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

3 Maret 2020 | 13.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah bertahan di zona hijau pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini. Penguatan kurs rupiah itu didukung stimulus yang digelontorkan oleh Bank Indonesia di tengah sentimen penyebaran virus corona atau covid-19 dan harapan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan sesi 1 rupiah berhasil stabil di level Rp 14.240 per dolar AS. Artinya, kurs rupiah terapresiasi 0,176 persen atau 25 poin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penguatan rupiah pada penutupan perdagangan kali ini, berhasil menjadi kinerja terbaik kedua di antara mata uang pasar berkembang Asia, tepat di bawah dolar Taiwan yang menguat 0,38 persen. Kendati demikian, secara year to date rupiah masih menjadi salah satu kinerja mata uang terburuk dengan bergerak melemah 2,62 persen.

Bloomberg mencatat rupiah bersama dengan mata uang pasar berkembang lainnya berhasil menguat di tengah optimisme pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan oleh banyak bank sentral di dunia, termasuk The Fed. Optimisme itu berhasil mengalahkan sentimen penyebaran virus corona yang meluas hingga ke luar Cina.

Pada dua pekan lalu Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen. Lalu, bank sentral kembali menggelontorkan stimulus seperti aktif diperdagangan DNDF dan menurunkan rasio giro wajib minimum (GWM) valuta asing bank-bank umum konvensional dari 8 persen menjadi 4 persen.

Selain itu, BI menurunkan GWM rupiah sebesar 50 bps yang ditujukan kepada perbankan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor yang tentu saja dalam pelaksanaan berkoordinasi dengan pemerintah.

Ahli Strategi Credit Agricole SA Prancis Guillaume Tresca mengatakan bahwa aset berisiko seperti mata uang pasar berkembang akan memanfaatkan momentum kembali menguatnya minat investor terhadap aset-aset risiko. "Mata uang risiko yang memiliki imbal hasil tinggi untuk obligasinya pasti akan mendapatkan manfaat dari sentimen risk-on ini,” ujar Guillaume seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa, 3 Maret 2020.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim sebelumnya memprediksi bahwa rupiah masih cenderung bergerak dalam tekanan pada perdagangan. “Pada perdagangan Selasa (3/3/2020), rupiah bergerak di kisaran level Rp 14.210 per dolar AS hingga Rp14.320 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari risetnya, Senin, 2 Maret 2020.

Data Bloomberg memperlihatkan IHSG langsung menguat pada pembukaan perdagangan saham hari ini. Indeks bergerak menuju 5.431,296 pada pembukaan setelah sebelumnya tersungkur 1,68 persen di 5.361,246.

Pada sesi perdagangan pertama, IHSG berada dalam tren positif dengan melaju di zona hijau. Pergerakan mendarat dengan penguatan 157,21 poin atau 2,93 persen ke level 5.518,46 pada penutupan perdagangan sesi pertama.

BISNIS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus