Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan Senin sore, 3 Maret 2025, mata uang rupiah ditutup menguat 115 poin di level Rp 16.595 per dolar AS. Sebelumnya, mata uang rupiah juga menguat 125 poin di Rp 16.480.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan perdagangan rupiah besok akan fluktuatif. “Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.430 - Rp 16.490,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin, 3 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menguatnya rupiah ini, kata Ibrahim, terjadi karena beberapa alasan. Pertama, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 sebagai Perubahan atas Peraturan Pemerintah 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam sebagai langkah optimalisasi pengelolaan DHE SDA agar kian meningkat kontribusinya bagi perekonomian nasional.
Aturan ini mulai berlaku pada 1 Maret 2025. Dalam aturan ini, eksportir diwajibkan menyimpan 100 persen DHE SDA di dalam negeri selama satu tahun. “Aturan baru ini dimaksudkan agar DHE SDA yang masuk bisa memperkuat cadangan devisa Indonesia di tengah gejolak pasar saat ini,” kata Ibrahim.
Kedua, Ibrahim mengatakan, sektor manufaktur Indonesia juga mengalami pertumbuhan signifikan pada Februari 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan optimisme produsen. Berdasarkan laporan S&P Global, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia mencapai 53,6, naik dari 51,9 pada Januari 2025.
Menurut Ibrahim, kenaikan ini mencerminkan perbaikan yang jelas dalam kesehatan sektor produksi barang. Peningkatan permintaan baru yang mencapai level tertinggi dalam hampir satu tahun menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan. “Selain itu, aktivitas pembelian dan ketenagakerjaan juga mencatat pertumbuhan yang signifikan."