Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengatakan satuan tugas (satgas) percepatan investasi telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menyelesaikan kasus premanisme organisasi masyarakat di sektor industri. "Ini kami lagi koordinasikan dengan aparat-aparat hukum supaya benar-benar ada langkah tegas ke mereka," tutur Todotuo saat ditemui usai menghadiri acara diskusi Hilirisasi Sektor Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Jumat, 14 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal BKPM Riyatno mengatakan pihaknya akan mencarikan solusi terkait gangguan ormas yang diduga membuat banyak investor asing membatalkan investasinya. Ia menegaskan Kementerian Investasi dan Hilirisasi bertanggung jawab secara menyeluruh dalam mengawal investasi, mulai dari negosiasi awal hingga realisasi."Jadi ini memang tugas kami. Tugas di Kementerian Investasi itu kan end-to-end. Artinya dari awal sampai akhir. Jadi kalau di tengah-tengah investasi ada masalah, kami akan carikan solusi," tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Permasalah gangguan ormas ini mulanya diungkapkan Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Sanny Iskandar. Ia mengaku mengalami kerugian hingga ratusan triliun akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri. Investasi tersebut lantas batal lantaran banyak ormas yang memaksa diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik. "Modusnya mereka melakukan unjuk rasa dan segala macam untuk menutup kawasan. Sehingga pabrik-pabrik itu enggak bisa keluar, barang-barang nggak bisa masuk, bahan baku enggak bisa masuk, barang jadi enggak bisa keluar," kata Sanny sebagaimana dikutip Antara, Kamis, 6 Februari 2025.
Sanny menyebut kejadian premanisme ormas ini seringnya terjadi di wilayah kawasan industri seperti Bekasi, Karawang, Jawa Timur, dan Batam. Tak hanya demonstrasi, Sanny berujar, ormas itu bahkan melakukan penyegelan jika keinginannya tidak terpenuhi. "Kalau lihat fotonya tahulah, bajunya loreng-loreng dan segala macam. Ini yang nyegel bukan polisi, ini ormas. Jadi sudah sampai segitunya," tuturnya.