Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Selain BBM, Pertamina Naikkan Harga LPG Nonsubsidi Rp 2.000 per Kilogram

Sementara itu untuk LPG 3 kilogram atau gas melon, Irto memastikan harga yang berlaku adalah harga lama.

11 Juli 2022 | 06.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga juga menaikkan harga gas atau LPG non-subsidi, seperti Bright Gas, mulai 10 Juli. Kenaikan berkisar Rp 2.000 per kilogram. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Seluruh penyesuaian harga di angka sekitar Rp 2.000 baik per liter untuk BBM dan per kiligram untuk LPG. Harga ini masih sangat kompetitif dibandingkan produk dengan kualitas setara," ujar Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting pada Ahad, 10 Juli 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan untuk LPG 3 kilogram atau gas melon, Irto memastikan harga yang berlaku adalah harga lama. Artinya, tidak ada perubahan harga untuk gas bersubsidi. 

Kenaikan harga gas mengacu pada tren harga contract price Aramco (CPA) yang masih tinggi pada Juli, yakni mencapai US$ 725 per metrik ton. Angka ini lebih tinggi sekitar 13 persen dari rata-rata CPA pada 2021.

Pertamina sebelumnya juga memastikan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis non-subsidi yang mencakup Pertamax Turbo atau RON 98, Pertamina Dex (CN 53), dan Dexlite (CN 51). Harga untuk Pertamax Turbo naik dari sebelumnya Rp 14.500 menjadi Rp 16.200. 

Sedangkan Pertamina Dex dari Rp 13.700 menjadi Rp 16.500. Adapun harga Dexlite dari sebelumnya Rp 12.950 menjadi Rp 15 ribu per liter. Kenaikan harga ini berlaku untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan kendaraan bermotor (PPKB) 5 persen. 

Sedangkan harga Pertamax tidak berubah. Irto mengatakan Pertamina melakukan penyesuaian BBM non-subsidi lantaran mengacu pada harga minyak. Harga minyak ICP per Juni menyentuh angka US$ 117,62 per barel atau lebih tinggi sekitar 37 persen dari ICP pada Januari 2022.

"Penysuaian ini memang terus diberlakukan secara berkala sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU)," kata Irto. 

Penyesuaian harga ini mengikuti tren minyak dan gas dunia. Adapun Irto memastikan porsi konsumen BBM dan LPG non-subsidi masih kecil. Konsumen Pertamax Turbo dan Dex Series ialah 5 persen dari total konsumsi BBM, sedangkan LPG non-subsidi 6 persen. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus