Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Setelah Bontang Meledak

Pabrik gas alam cair (lng) di bontang (kaltim), meledak, diduga produksi akan turun separuh dan baru akan pulih sekitar 1 tahun. pembeli terbesar LNG adalah kansai (jepang) kedua, chubu (jepang). (eb)

23 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LEDAKAN itu terdengar jauh melintasi pucuk-pucuk pepohonan. Lalu api berkobar dahsyat dari pabrik gas alam cair (LNG) di Bontang, Kal-Tim. Pagi 14 April, alat pendingin gas alam milik PT Badak LNG meledak dan menewaskan tiga pekerja serta melukai puluhan lainnya. Paul Lucky Coutrier juru bicara Pertamina, menyebut "cukup serius." Sebuah tim dipimpin Singgih Darsono, wakil Dirut PT Badak, yang baru kembali di Jakarta Senin pekan ini dikabarkan berembuk dengan sejumlah pejabat Pertamina, pemegang saham utama PT Badak, dan pihak Huffco Inc., penyedia kebutuhan gas dari Muara Badak untuk pabrik itu. Menurut seorang pejabat Huffco, tingkat produksi Bontang dari train kedua yang meledak tidak penuh lagi. Sebuah sumber mengatakan, ledakan yang merusak separuh instalasi pabrik diduga akan menurunkan tingkat produksi separuh. Untuk memperbaikinya, menurut koran Asahi Shimbun 18 April (Tokyo), dibutuhkan waktu 1-1 « tahun. Tapi menurut Kawahara, pejabat dari Japan Indonesia LNG Co. di Tokyo, perbaikan instalasi itu tidak akan makan waktu sampai satu tahun. Jilco, pembeli utama gas alam Bontang dan Arun merupakan gabungan 5 perusahaan Jepang. Ke lima grup swasta Jepang, yang turut membiayai dan mendapat jaminan suplai LNG dari Bontang selama 20 tahun itu adalah: Kansai Electric Power Co, Chubu Electric Power, Kyushu Electric Power, Osaka Gas Co, dan Nippon Steel Corp. Pembeli terbesar adalah Kansai (2,4 juta ton), kedua Chubu (1,7 juta ton setahun), yang juga mendapat LNG dari Arun, Aceh. "Kami sungguh Ingin tahu secepatnya perincian kerugian akibat ledakan itu. Kami belum tahu seberapa jauh hal itu mempengaruhi kebutuhan kami akan gas alam," kata Saito dari Chubu kepada Seiichi Okawa dari TEMPO di Tokyo, Senin kemarin. "Tapi jika perbaikan perlu satu tahun misalnya, mungkin kami akan kekurangan sekitar 340 ton LNG setahun." Sebagai penyedia tenaga listrik, Chubu Electric kini punya 6 stasiun pembangkit tenaga listrik di Kota Chita, sebelah selatan Nagoya. Stasiun No. 1 sampai 4 memakai minyak sebagai bahan bakar, No. 5 dan 6 (masing-masing membangkitkan listrik 700 Mega Watt) memakai LNG. Kendati suplai LNG dari Bontang sementara akan terganggu, Saito belum khawatir. "Juga belum ada rencana membeli LNG dari tempat lain," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus