LEDAKAN itu terdengar jauh melintasi pucuk-pucuk pepohonan. Lalu
api berkobar dahsyat dari pabrik gas alam cair (LNG) di Bontang,
Kal-Tim. Pagi 14 April, alat pendingin gas alam milik PT Badak
LNG meledak dan menewaskan tiga pekerja serta melukai puluhan
lainnya. Paul Lucky Coutrier juru bicara Pertamina, menyebut
"cukup serius."
Sebuah tim dipimpin Singgih Darsono, wakil Dirut PT Badak, yang
baru kembali di Jakarta Senin pekan ini dikabarkan berembuk
dengan sejumlah pejabat Pertamina, pemegang saham utama PT
Badak, dan pihak Huffco Inc., penyedia kebutuhan gas dari Muara
Badak untuk pabrik itu.
Menurut seorang pejabat Huffco, tingkat produksi Bontang dari
train kedua yang meledak tidak penuh lagi. Sebuah sumber
mengatakan, ledakan yang merusak separuh instalasi pabrik diduga
akan menurunkan tingkat produksi separuh. Untuk memperbaikinya,
menurut koran Asahi Shimbun 18 April (Tokyo), dibutuhkan waktu
1-1 « tahun.
Tapi menurut Kawahara, pejabat dari Japan Indonesia LNG Co. di
Tokyo, perbaikan instalasi itu tidak akan makan waktu sampai
satu tahun. Jilco, pembeli utama gas alam Bontang dan Arun
merupakan gabungan 5 perusahaan Jepang. Ke lima grup swasta
Jepang, yang turut membiayai dan mendapat jaminan suplai LNG
dari Bontang selama 20 tahun itu adalah: Kansai Electric Power
Co, Chubu Electric Power, Kyushu Electric Power, Osaka Gas Co,
dan Nippon Steel Corp.
Pembeli terbesar adalah Kansai (2,4 juta ton), kedua Chubu (1,7
juta ton setahun), yang juga mendapat LNG dari Arun, Aceh. "Kami
sungguh Ingin tahu secepatnya perincian kerugian akibat ledakan
itu. Kami belum tahu seberapa jauh hal itu mempengaruhi
kebutuhan kami akan gas alam," kata Saito dari Chubu kepada
Seiichi Okawa dari TEMPO di Tokyo, Senin kemarin. "Tapi jika
perbaikan perlu satu tahun misalnya, mungkin kami akan
kekurangan sekitar 340 ton LNG setahun."
Sebagai penyedia tenaga listrik, Chubu Electric kini punya 6
stasiun pembangkit tenaga listrik di Kota Chita, sebelah selatan
Nagoya. Stasiun No. 1 sampai 4 memakai minyak sebagai bahan
bakar, No. 5 dan 6 (masing-masing membangkitkan listrik 700 Mega
Watt) memakai LNG. Kendati suplai LNG dari Bontang sementara
akan terganggu, Saito belum khawatir. "Juga belum ada rencana
membeli LNG dari tempat lain," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini