Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Yang Sedang Saja, Ferry

Akan menjual obligasi guna memperoleh dana. (eb)

23 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KABAR baik buat pencari rumah yang mau utang. PT Papan Sejahtera, lembaga keuangan nonbank yang melayani pembiayaan pemilikan rumah, menurunkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari 18% jadi 15% setahun. Penurunan suku bunga itu berlaku surut bagi mereka yang sebelumnya sudah meminta KPR dengan bunga 18%. Langkah itu "dilakukan untuk memperluas, dan memeratakan KPR," ujar Fermanto (Ferry) Soejatman, Dirut Papan Sejahtera. Bunga lebih rendah itu jelas akan menyebabkan jumlah angsuran pokok dan bunga, yang harus dibayar peminjam setiap tahun, jadi lebih kecil. Dengan demikian seseorang, yang kini berpenghasilan Rp 200 ribu sebulan, bisa memanfaatkan KPR. Nilai rumah dan tanah yang bisa dibeli lewat fasilitas itu maksimum Rp 37,5 juta untuk yang berlokasi di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Sedang di kota lain maksimum Rp 28,5 juta. Lokasi rumah di real estate, dan beas memilih. Siswono Judo Husodo, Dirut PT Bangun Tjipta Sarana, salah satu pembangun rumah (developer) terkemuka, menduga penurunan bunga itu "mungkin akan meningkatkan permintaan." Tapi, katanya pula, "karena ada devaluasi rupiah, yang menyebabkan harga naik, kami belum membuat statistik pemesanan rumah." Bangun Tjipta telah membangun banyak rumah yang harganya Rp 10 juta ke atas untuk golongan menengah ke atas, calon debitur Papan Sejahtera. Berkat uluran tangan Bank Indonesia pula, yang memberi subsidi bunga 7,5%, Papan Sejahtera mampu menurunkan bunga KPR. Tingkat bunga itu, menurut Fermanto Soejatman, akan tetap berjangka 5 tahun. Namun demikian "kami juga punya kebijaksanaan untuk meninjau suku bunga itu setiap 5 tahun," ujarnya. Sejak didirikan dua tahun lalu, sudah 676 pemohon memanfaatkan KPR Papan Sejahtera. Rupanya lembaga keuangan nonbank ini ingin lebih berkembang. Artinya, butuh dana besar. Dalam upaya memperoleh dana itulah, Papan Sejahtera menyatakan akan menjual obligasilewat Pasar Modal yang dikemukakannya dalam acara dengar pendapat akhir pekan lalu di Badan Pelaksana Pasar Modal. Dana yang diperoleh lewat penjualan obligasi pertama itu, dengan bunga 15,5% akan berjumlah Rp 6 milyar. Jika dana sebesar itu berhasil ditarik, modal lembaga keuangan nonbank itu akan menjadi Rp 11 milyar. Sejumlah Rp 5 milyar dari modal disetor itu yang sudah . habis dipasarkan, antara lain berasal dari Asuransi Jiwa Bumiputra 1912 dan Friesch Groningsche Hypotheek Bank NV dari Belanda - sebagai pemegang saham. Dengan penerbitan obligasi itu masyarakat kelak juga berperanan sebagai pemegang saham di situ. Dengan cara itu pula Papan Sejahtera berusaha mengurangi ketergantungannya pada BI. Penampilan perusahaan itu sendiri cukup meyakinkan. Laba bersihnya naik dari Rp 259 juta (1981) menjadi Rp 386 juta tahun lalu. Toh Dirut Soejatman merasa repot juga. "Laba terlalu kecil pemegang saham kurang puas, kalau terlalu besar fungsi sosialnya jadi tidak ada," katanya. Ya, yang sedang sajalah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus