Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Setelah Curah Hujan Cukup

Kontrak pembelian di tandatangani dan kud diharapkan memenuhi sebagian pembelian dalam negeri. peranan kud dan pemerintah dalam pembelian beras.

16 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HUJAN yang masih turun sekarang merupakan pertanda baik buat produksi beras tahun ini. Tapi Indonesia masih belum bisa mengurangi impor berasnya. Sesudah menghabiskan devisa US$359 juta pada 1978, dan US$418 juta sampai Oktober 1979, tahun ini impor beras akan berjumlah 1.850.000 ton. Untuk menjamin beras impor ini akan masuk pada waktunya, pagi-pagi kontrak pembelian sudah ditandatangani dengan beberapa negara pengekspor beras. Sejumlah 600.000 ton akan dibeli dari Muangthai, jumlah terbesar dibanding jumlah yang dibeli dari negara-negara lain. Tadinya dikhawatirkan Muangthai tak bisa menyediakan sejumlah ini mengingat adanya musim kemarau yang panjang di negara tersebut. Produksinya diperkirakan akan turun 30%, sedangkan ekspornya diperkirakan akan turun sekitar 1,8 juta ton. Karena Muangthai merupakan pengekspor beras paling besar untuk negara tetangganya, pengurangan ekspor ini akan menyulitkan para langganannya seperti Bangladesh dan Malaysia. Dengan adanya kontrak pembelian yang baru ditandatangani dengan Indonesia, kedua negara itu terpaksa mencari beras dari tempat lain. Muangthai selama ini merupakan negara pengekspor beras terbesar bagi Indonesia. Dan bagi Indonesia enak sekali beli beras dari sana dengan adanya kredit yang menarik. Beras yang ditutup kontraknya baru-baru ini hanya diberi harga US$275 per ton, sedangkan harga di pasaran bebas US$335 per ton. Di samping impor, persediaan beras yang dipegang pemerintah juga akan berasal dari pembelian dalam negeri. Tahun ini, pembelian dari dalam negeri diperkirakan bisa mencapai 512.000 ton, 200.000 ton di antaranya akan berasal dari Jawa Timur. Peranan KUD dalam pembelian beras dalam negeri tahun ini akan jauh lebih besar dibanding tahun lalu. Sikap pemerintah terhadap KUD akan sedikit longgar, dan KUD yang masih punya tunggakan kepada bank, masih diperkenankan untuk ikut dalam program pembelian beras kali ini. Tunggakannya akan ditanggung oleh pemerintah 50%, oleh PRI 25% dan oleh BI 25%. Menutup Defisit Tahun lalu hanya 32% beras yang dibeli di dalam negeri berasal dari KUD. Tahun ini hampir 80% akan dibeli dari KUD. Tapi ketrampilan KUD kini masih diragukan. Maka menggantungkan sebagian besar pembelian dari KUD oleh beberapa pengamat dianggap agak riskan. Bila kemudian ternyata KUD tidak bisa membayar tunggakannya, dan andaikata tunggakan ini nantinya harus ditanggung pemerintah, maka pemerintah akan harus mengeluarkan uang dari anggaran belanjanya untuk menutup defisit ini. Kemungkinan besar defisit itu akan diambil dari pos subsidi untuk pangan. Dalam RAPBN 1980/81 subsidi untuk pangan akan naik dua kali lipat menjadi Rp 170 milyar. Dengan curah hujan yang cukup, iklim tak menjadi persoalan. "Laporan tentang adanya serangan hama belum kedengaran," kata seorang pejabat Departemen Pertanian. Yang jadi persoalan seperti yang sudah-sudah adalah bagaimana mengirim pupuk ke tempat tujuan pada waktunya, dan apakah petani tahu betul dosis yang diperlukan dalam penggunaan pupuk dan obat anti hama. Di samping itu peluang untuk menaikkan produktivitas per hektar rupanya masih cukup banyak, seperti yang ditunjukkan dari Intensifikasi Khusus baru-baru ini. Intensifikasi Khusus yang dilakukan lewat kelompok-kelompok tani menunjukkan tak sulit untuk menghasilkan 60 kwintal beras per hektar dibanding dengan 46 kwintal rata-rata produksi sawah Indonesia. Kelompok Tani 'Rejasa' dari Bali yang baru-baru ini memenangkan perlombaan Intensifikasi Khusus bahkan sanggup menghasilkan hampir 100 kwintal per hektar. Sayang sekali Intensifikasi Khusus ini tidak bisa dilaksanakan sepenuhnya menurut rencana. Tahun lalu hanya 350.000 hektar yang sempat dikerjakan dari rencana 500.000 hektar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus