KETIKA Carlos dan teroris lainnya menobrak markas besar OPEC di
Wina, tuduh menuduh antara delegasi Irak dan Kuwait sedang
menghangat. Dalam sidang dewan menteri OPEC yang ke-46 yang
membahas praktek penurunan harga minyak oleh sementara
anggotanya, Irak menuduh Kuwait sebagai biang keladi penurunan
harga. Kuwait, menurut Irak telah menjual minyaknya di bawah
harg resmi US$ 11,51 untuk jenis Ras Tanura Light. Tapi situasi
kemudian berbalik menjadi maling teriak maling. Irak ternyata
justru diam-diam telah melakukan praktek penurunan harga yanR
berkisar antara 10 sen sampai 1 dollar per barrel. Inilah yang
menyebabkan produksi Irak dapat bertahan sampai 30% di atas
produksi tahm lalu, di kala produksi anggota OPEC lainnya
mengalami penurunan sebesar 16%.
Sebenarnya praktek pemotongan harga sudah dilakukan oleh hampir
semua anggota. Dan mereka sudah saling menRetahui hal ini.
Sekalipun sudah diputuskan menaikkan harga dasar sebanyak 10%
September lalu, tapi dalam prakteknya tak ada anggota yang bisa
mempertahankan tingkat harga tersebut. Resesi dunia yang belum
pulih mengakibatkan berkurangnya permintaan minyak yang
berakibat tertekannya harga. Hingga dalam prakteknya, kenaikan
harga yang terjadi tidak 10% seperti yang diputuskan. Tapi hanya
sekitar 7 atau 8%. Memang dari semula sudah diadari perlunya
diferensial harga menRingat.banyaknya jenis minyak yanR
dihasilkan anggota OPEC. Untuk berbagai jenis minyak memanR
diizinkan untuk menRadakan "penyesuaian" harga, dan diferensial
harga ini juga bisa diadakan menginRat jarak geografis konsumen.
Hingga dalam OPEC sendiri kini sudah dikenal tidak kurang dari
60 harga diferensial. Termasuk 4 macam harga minyak yang
dipasang Indonesia.
Suriah, Teri!
OPEC memang belum retak seperti yang diharapkan negara-negara
industri. Tapi ketegangan-ketegangan dalam tubuh OPEC sendiri
selama ini menjadikan kartel ini tidak seefektif masa lalu.
Apabila resesi dunia tidak berkurang dalam bulan-bulan
mendatang, maka tekanan yang dialami anggota OPC untuk
menurunkan harga minyak akan bertambah besar, hingga kemungkinan
untuk lebih bersaing di antara mereka juga bertambah. Ini
berarti tekanan yang lebih besar lagi OPEC. Keadaan bisa
menjadi lebih buruk bila pertentangan antara anggota yang
dicerminkan lewat permusuhan tradisionil antara Arab Saudi-Iran,
Irak-Kuwait serta antara kelompok radikal dan moderat tak bisa
dikuasai lagi. Lebih parah lagi kalau sampai terjadi polarisasi
anggota menurut garis Arab-non Arab seperti yang sudah nampak
baru-baru ini dalam masalah penerimaan anggota baru.
Suriah melamar menjadi anggota OPEC, tapi Iran dan Venezuela,
dua anggota terkemuka non-Arab menentang keras dengan alasan
Suriah tak lebih merupakan penghasil minyak "teri". Tapi motif
utama penolakan kedua negara ini adalah karena kekhawatiran
mereka bahwa lobi Arab akan bertambah kuat jika Suriah masuk.
Selain Suriah, beberapa negara penghasil minyak lain juga sudah
antri mendaftar menjadi anggota OPEC seperti Kongo (Kinshasha),
Trinidad, Tobago dan Luanda lihat tabel, Untk bisa diterima
calon anggota mesti memenuhi beberapa syarat. Antara lain adalah
(I) sebagai eksportir minyak yang cukup besar, punya kepentingan
minyak yang samadengan negara minyak lainnya (punya keinginan
untuk mempertahankan harga minyak yang tinggi) dan (2) mendapat
dukungan sekurangnya 75% anggota yang berjumlah 13 negara
termasuk dukungan 5 negara pendiri OPEC.
Bukan Lelucon
Ada beberapa negara yang bisa dikateRorikan eksportir minyak
yang cukup besar tahun ini. Rusia yang ekspornya berjumlah 1,7
juta barrel sehari, ditambah RRT dan Gabon yanR ekspornya
melampaui 20n.000 barrel sehari tahun kemarin sudah cukup kuat
untuk mendaftar sebagai anggota OPEC. Sedangkan Laut Utara yang
sudah mulai dieksplorasi diharap akan memberi rejeki minyak
kepada Inggeris dan Norwegia, tapi baru sesudah 1980 nanti
kedua negara ini akan merupakan pengekspor minyak. Bagi
Inggeris, kemungkinan produksi minyak Laut Utara ini cukup
memberi dasar bagi tuntutannya untuk memperoleh suara tersendiri
dalam konperensi enerji antara negara Utara-Selatan di Paris
nanti.
Pada mulanya anggota MEE lainnya sudah bersepakat bahwa dalam
konperensi enerji tersebut nanti, MEE akan keluar dengan satu
suara - termasuk di dalamnya Inggeris. Dan Inggeris dari semula
memang sudah cemas janganjangan nanti kalau minyak Laut Utara
sudah menyembur harganya mesti ditekan US$ 7 per barrel karena
Inggeris terikat pada International Energy Agency buatan
Kissinger. Harga ini berarti lebih rendah dari harga
negara-negara OPEC. Maka banyak orang yang tadinya menganggap
masuknya Inggeris ke dalam OPEC sebagai suatu lelucon kini
menjadi gelisah. Apalagi ketika di depan sidang MEE di Roma
baru-baru ini PM Harold Wilson menyatakan denan muka serius:
"Bukan hal yang lucu Iagi untuk mengatakan dalam beherapa tahun
lagi kemungkinan besar Inggeris bisa masuk OPEC".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini