SEMPATI Air rupanya ingin melesat secepat panah. Hanya dalam waktu singkat, maskapai penerbangan milik Yayasan Kartika Eka Paksi, Humpuss, dan Bob Hasan ini berhasil merebut jalur-jalur penerbangan gemuk. Kini Sempati dikabarkan mener bangi rute Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Semarang untuk jadwal sesudah pukul 17.00 ke atas. Serentak dengan itu maskapai swasta ini juga melayani rute internasional yang tak kalah gemuk, seperti Jakartaw Singapura, Jakarta-Kuala Lumpur, dan Jakarta-Penang. Awal tahun depan Sempati diperkirakan mendampingi Garuda untuk terbang ke Taipei, Taiwan. Izin terbang ke sana dikeluarkan Jumat dua pekan lalu. Sialnya, pesawat yang cocok untuk jalur itu belum tersedia. Semula Sempati akan memakai pesawat DC 10 milik Garuda. Tapi karena Garuda tak jadi menjual DC 10, pihak Sempati kini sibuk mencari pesawat sewaan. Entah dari perusahaan mana, pesawat Airbus A300B4 akan disewa. Untuk sementara rute ke Taipei terpaksa didiamkan, padahal Sempati berhak terbang ke sana empat kali sepekan. Total seluruhnya Sempati kini memililki tak kurang dari 24 jalur penerbangan. Mengapa Sempati begitu mudah memperoleh izin terbang, sedangkan Merpati tidak? Jawaban dari Menteri Perhubungan Azwar Anas enteng dan singkat adanya. Salah satu pertim bangan Pemerintah adalah karena pihak Taiwan juga meng gunakan dua perusahaan, yakni China Airlines dan Eva Air. Tapi kenapa Sempati Air yang dipilih? "Karena perusahaan swasta ini telah memperlihatkan kemampuannya dalam melayani penerbangan ke luar negeri, dan berhasil membawa citra penerbangan Indonesia dengan baik," lanjut Azwar. Sebelumnya berlaku peraturan yang menetapkan bahwa penerbangan swasta hanya boleh menerbangi jalur lintas batas saja. Kini peraturan itu tampaknya tak dipakai lagi. "Kita kan sedang meningkatkan pariwisata. Dan salah satu sumber wisatawan adalah Taipei," Azwar menambahkan. Jalur Jakarta-Taipei tak kalah dibanding dengan jalur Jakarta-Beijing, Jakarta-Hong Kong ataupun Jakarta-Tokyo. Garuda, misalnya, terbang ke Taipei tujuh kali sepekan (dari Jakarta dan Bali). Dan menurut Dirut Garuda, Wage Moelyono, pesawatnya selalu terisi penuh. Apa yang terjadi kalau Sempati juga bermain di jalur ini? Wage berpendapat bahwa perusahaan swasta itu tidak akan mengurangi "kue" yang dinikmati Garuda. Kalau mau, Garuda juga masih bisa menambah jumlah terbangnya ke sana. Malah dua penerbangan Taiwan kini terbang ke Indonesia 15 kali sepekan. Dalam kata lain, bahkan dengan Sempati pun Garuda masih bisa menambah empat penerbangan ke Taipei. "Jatah itu belum bisa kami pakai dengan segera, karena kekurangan pesawat," ujarnya. Kalau November depan Garuda memiliki dua pesawat MD 11, itu pun tak mungkin untuk menerbangi Jakarta-Taipei. Soalnya, armada sewaan ini akan dipakai untuk memperkuat jalur Medan-Guangzhou dan Surabaya-Jakarta-Guangzhou-Beijing. "Rute Hongkong-Beijing selalu penuh," Wage memastikan. Seperti pernah diberitakan, Garuda secara bertahap akan berkonsentrasi pada penerbangan internasional. Karena itu jalur gemuk domestik, seperti Jakarta-Semarang, diserahkannya kepada Merpati. Wage Moelyono bahkan menegaskan bahwa Garuda hanya akan menerbangi jalur-jalur yang mempunyai link internasional seperti Surabaya, Medan, Menado, Den pasar, Ujungpandang, dan Medan. Tapi bukankah di jalur-jalur lokal gemuk ini Garuda juga harus berhadapan dengan Sempati? "Sempati bagi kami belum menjadi masalah. Atau dalam bahasa bisnisnya, belum menjadi kompetitor yang berat," ujar Dirut Garuda itu. Mungkin ia benar. Tapi beberapa tahun lagi perimbangan kekuatan pasti berubah. Apalagi jika diperhatikan manuver-manuver bisnis yang dilancarkan manajemen Sempati. Sebuah sumber TEMPO di Sempati menyebutkan bahwa perusahaan itu sedang mengajukan permohonan untuk bisa terbang ke beberapa negara lain. Begitupun untuk penerbangan domestik, beberapa rute gemuk sudah berada dalam radius incarannya. Sumber ini menolak menyebutkan namanya secara rinci. "Dalam hal ini kami memang banyak dibantu oleh Pemerintah," katanya terus terang. Ruterute baru itu konon diperoleh lantaran seriusnya permohonan dari manajemen Sempati. Jalur Jakarta Taipei sudah diajukan permohonannya sejak dua tahun lalu. Dan satu hal yang penting, tidak semua permohonan izin dari Sempati dikabulkan Departemen Perhubungan. "Banyak juga usul kami yang ditolak," tandasnya. Selain getol mengincar jalur-jalur baru, Sempati juga selalu mencari kiat promosi baru, yang tidak pernah diperlihatkan oleh perusahaan penerbangan lain. Pertama-tama adalah undian di atas pesawat yang hadiahnya selembar tiket. Kini hadiah dari undian tersebut diubah menjadi potongan sebesar 40%, yang berlaku untuk semua jalur penerbangan Sempati. Jadi, penumpang yang terbang dari Bandung ke Jakarta dan keluar sebagai pemenang, misalnya, tetap berhak atas diskon meskipun dipakai untuk terbang ke Singapura. Lalu, terhitung 1 September-10 Desember, Sempati akan memberi potongan harga 35% bagi penumpang berusia di atas 65 tahun. Selain itu Sempati siap membayar denda Rp 1.000 atas setiap menit keterlambatan pemberangkatan pesawat. Kabarnya, janji yang satu ini kurang ditepati Sempati. Seakan belum cukup, Sempati kini tengah menyiapkan Prefered Conection Club. Ini semacam klub para eksekutif, yang menjamin anggotanya tidak sampai kehabisan tiket. Sempati memang cerdik mencari jalur gemuk, tapi juga lihai menarik simpati. Budi Kusumah, Dwi S. Irawanto, dan Ivan Haris
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini