Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kabar bagus dari tokyo

Showa denko memastikan untuk investasi sebesar us$ 20 juta di proyek olefin chandra asri dan memberi bantuan tenaga ahli petrokimia. mitra asing proyek ini adalah marubeni dan bank exim jepang.

10 Oktober 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HOKI alias nasib baik masih rajin mendatangi pengusaha Prajogo Pengestu, tak terkecuali dalam proyek olefin Chandra Asri di Cilegon, Jawa Barat. Setelah tersandung Tim PKLN (Pinjaman Komersial Luar Negeri) pada Oktober 1991, proyek itu kemudian atas persetujuan Pemerintah diubah menjadi PMA 100%. Dengan demikian, proyek mahal itu bisa jalan terus. Terlepas dari berbagai komentar mengenai PMA tersebut -- ada pengamat yang menilai bahwa PMA itu sifatnya semu -- Prajogo kabarnya tak bosan-bosan memperjuangkan dana ke Negeri Sakura. Kendati mitra asingnya -- Marubeni dan Fuji Bank -- sudah menyuntik kredit US$ 475 juta, tambahan dana tetap diperlukan. Mendadak pekan silam dari Tokyo terdengar kabar, Showa Denko telah memutuskan untuk investasi sebesar US$ 20 juta di Chandra Asri. Ini berarti 5% dari investasi pihak Jepang di perusahaan itu -- seluruhnya direncanakan US$ 100 juta -- dan merupakan 25% dari total ekuiti. Kebetulan, berita seputar Showa Denko mencuat sekitar hari-hari kunjungan Presiden Soeharto ke Tokyo akhir pekan silam -- yakni selepas menghadiri sidang Majelis Umum PBB. Showa Denko ialah satu perusahaan dari Grup Fuji Bank yang sudah tersohor di bidang industri petrokimia. Showa merupakan satu mitra asing, di samping Marubeni. Adapun dari Indonesia, selain Prajogo Pangestu, ada Bambang Trihatmodjo, Henry Pribadi dan Peter Gontha. Keempat pengusaha kondang ini total menguasai 75% saham Chandra Asri, melalui perusahaan milik mereka di Hong Kong. Tentu saja setoran US$ 20 juta tidaklah terlalu besar, apalagi nilai proyek seluruhnya US$ 1,6 milyar. Tapi ini pun bisa dianggap pertanda bagus, setidaknya akan melancarkan pembangunan proyek yang ditargetkan mulai berpoduksi April 1994 ini. Memang, sekitar dua bulan lampau terbetik berita bahwa para investor Jepang enggan meneruskan kongsi dan mengalirkan dana, kalau tidak ada jaminan dari bank pemerintah RI. Seperti pernah diberitakan, Bank Bumi Daya (BBD) tak dibolehkan lagi oleh BI untuk ikut langsung ataupun tak langsung dalam proyek Chandra Asri. Larangan Bank Sentral itu dikaitkan dengan pertimbangan TIM PKLN, yang mengharam kan keterlibatan BUMN untuk menjadi penjamin. Rupanya, kesulitan itu kemudian bisa diatasi oleh Prajogo dan kawan-kawan. Kecuali menyetor US$ 20 juta, Showa Denko akan memberikan bantuan teknis berupa tenaga ahli petrokimia, antara lain untuk melakukan pemeriksaan ulang rancang bangunnya (design check) dan prestart up. Langkah tersebut tentu sudah dibicarakan dengan Marubeni, yang akan mengisi ekuiti empat kali lebih besar dari investasi Showa Denko. Chandra Asri, menurut juru bicara Showa Denko, akan menjadi basis utama industri olefin di Asia Tenggara. "Dengan ikut berpartisipasi dalam proyek tersebut, kami bisa melangkahkan usaha kami di Indonesia, yang pertumbuhan ekonominya pesat," katanya. Ini juga merupakan langkah pertama Showa Denko dalam sebuah proyek olefin di luar Jepang. Dari Cilegon kelak bisa diproduksi 510 ribu ton etilen per tahun, selain 240 ribu ton propilen serta 300 ribu ton polietilen. Kecuali Marubeni, pendukung lain dari proyek ini adalah Bank Exim Jepang, yang kabarnya akan memberikan kredit kepada Prajogo dkk. Jumlahnya belum ditentukan. Sedangkan US$ 20 juta dari Showa Denko, waktu pembayarannya juga belum dipastikan. Namun, sejak Juni lalu, mesin-mesin besar di proyek olefin berangsur-angsur sudah terpasang. Bila tahun 1994 nanti Chandra Asri menghasilkan, semua kebutuhan olefin Indonesia sebanyak 450 ribu ton per tahun akan bisa dipenuhi. Dalam hal bahan baku nafta tak ada masalah, karena Pertamina sanggup memasoknya. Hanya saja, sampai berita ini diturunkan, Prajogo Pangestu ataupun kompanyonnya tak bisa dihubungi, hingga belum diperoleh informasi terakhir seputar kemajuan pembangunan proyek olefin Chandra Asri. MC dan Seiichi Okawa (Tokyo)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus