Sinyal Positif dari Pertumbuhan Ekonomi Juli

Perbesar

Perakitan alat rumah tangga di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2022 akan terus meningkat, bahkan lebih baik dibanding pertumbuhan pada kuartal II. Indikasinya terlihat dari Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Juli yang mencapai 51,3, atau tertinggi dalam tiga bulan terakhir. PMI yang ekspansif mencerminkan pertumbuhan permintaan dan produksi serta serapan tenaga kerja yang tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk kuartal III yang sudah berjalan sebulan lebih ini, kami melihat pertumbuhan ekonomi malah lebih baik daripada kuartal II,” ucap Febrio dalam diskusi ekonomi, kemarin. Selama kuartal II lalu, Badan Pusat Statistik melaporkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44 persen secara tahunan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Febrio mengungkapkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2022 bisa berada di kisaran 5,1-5,4 persen. “Pemulihan aktivitas ekonomi kita sudah jauh di atas masa sebelum pandemi Covid-19. Bahkan pertumbuhan ekonomi kita juga disertai dengan pemulihan yang sangat kuat di sektor UMKM,” kata dia.

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, punya pandangan lain. Dia berujar, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2022 bisa lebih lambat karena tidak ada momentum pendorongnya, seperti libur Lebaran pada kuartal II. Selain itu, menurut dia, inflasi yang terus meningkat berpotensi menekan daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

“Makanya, saya rasa sulit untuk melihat pertumbuhan kuartal III akan lebih tinggi.” Nailul menyoroti pentingnya bauran antara kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga daya beli masyarakat.

Waspada Inflasi

Kepala Ekonom Bank BRI, Anton Hendranata, dalam kesempatan yang sama mengingatkan pemerintah agar berhati-hati atas mulai naiknya inflasi di dalam negeri. “Terutama headline inflation (inflasi total). Mudah-mudahan itu sifatnya sementara,” kata dia. Juli lalu, inflasi tercatat sebesar 4,94 persen secara tahunan, yang merupakan angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Anton mendukung komitmen pemerintah untuk menekan subsidi dan kompensasi energi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut dia, sebaiknya pemerintah lebih mendukung program-program bantuan sosial supaya pertumbuhan ekonomi bisa terjaga di atas 5 persen.

“Meskipun pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV akan melambat dibanding pada kuartal sebelumnya, perlambatannya tidak akan terlalu signifikan,” dia menyebutkan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat akan memberikan keterangan hasil Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, 8 Agustus 2022. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan desain Rancangan APBN 2023 disesuaikan sedemikian rupa agar siap menghadapi situasi perekonomian global yang tengah mengalami guncangan dan ketidakpastian. Menurut Sri, pertumbuhan yang kuat di dalam negeri perlu dijaga, khususnya dari faktor-faktor pendukung, seperti konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah.

“Presiden meminta semua kementerian dan lembaga meminimalkan belanja pemerintah, serta memakainya untuk membeli produk-produk yang memiliki kandungan lokal tinggi,” ucap Sri saat memberi keterangan pers, kemarin. Ia menambahkan, pengutamaan pembelian produk-produk dalam negeri dapat mendukung pemulihan ekonomi pada kuartal III dan IV.