Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Skema Family Office: Luhut Gencar Realisasikan, Apa Alasannya?

Ketua DEN Luhut Pandjaitan sebut tim pembentukan family office mulai bekerja pada 13 Maret 2025. Gagasan family office dilontarkan Luhut sejak 2024.

15 Maret 2025 | 13.27 WIB

Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,  Luhut Binsar Pandjaitan terpilih sebagai Ketua Umum PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) 2021-2025. REUTERS/Darren Whiteside
Perbesar
Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan terpilih sebagai Ketua Umum PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) 2021-2025. REUTERS/Darren Whiteside

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETUA Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan tim pembentukan “family office” antara pihaknya dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mulai bekerja pada Kamis, 13 Maret 2025. Penerapan family office ini sempat menjadi bahan pembicaraan beberapa waktu lalu, terutama saat pertama kali gagasan ini dilontarkan oleh Luhut pada tahun 2024. Lantas apa alasannya pemerintah ini menjalankan family office ini?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tim bekerja mulai besok. Tim kami bekerja dengan timnya Pak Menko Perekonomian Airlangga Hartarto,” kata Luhut di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025 dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurutnya, tim pembentukan family office dari sisi DEN telah bekerja selama enam bulan terakhir. Dalam hal ini, Tim DEN menerima masukan dari berbagai pelaku terkait, salah satunya adalah investor Amerika Serikat (AS) Ray Dalio.

Dalam beberapa bulan ke depan, Luhut juga akan melaporkan perkembangan pembentukan “family office” kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia mengaku sudah mendapatkan sinyal persetujuan dari presiden.

“Presiden sudah memberikan ‘go-ahead’ saat bertemu di Istana waktu itu. Jadi, secara teknis kami laporkan ke presiden nanti,” ujarnya menambahkan.

Awal Mula Gagasan Family Office dan Alasannya

Pada Januari lalu, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa studi mengenai penerapan family office di Indonesia telah lama dilakukan. Saat itu, dia juga optimistis Presiden Prabowo akan menyetujui rencananya tersebut. “Kita sudah lama studi dan kita tidak mau kalah dengan negara tetangga kita. Jangan sampai kita didahului,” ujarnya.

Untuk diketahui, gagasan soal family office di  Indonesia pada mulanya dilontarkan Luhut saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) pada Kabinet Indonesia Maju di bawah Pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Wacana itu disampaikan Luhut kepada para delegasi World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, pertengahan Mei 2024. “Kami dorong Bali ini menjadi hub (pusat) untuk family office seperti di Hong Kong dan Singapura,” kata Luhut, di sela World Water Forum, di Denpasar, Sabtu, 18 Mei 2024 dikutip dari Antara.

Sebagai informasi, Family office merupakan sebuah lembaga atau perusahaan bisnis yang mengelola dan mengurus keuangan keluarga kaya. Tujuan utama dari skema family office adalah untuk menyediakan layanan keuangan dan investasi yang terpusat dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan finansial jangka panjang. 

Pemerintah meyakini family office akan menarik investor kaya untuk menempatkan uangnya di Indonesia. Pada Juli 2024, Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan peningkatan penerimaan produk domestik bruto (PDB) dan lapangan kerja melalui skema investasi family office.

“Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin,” ujar Luhut dalam unggahan di akun instagram resminya, sebagaimana dikutip dari Antara

Menurut data dari The Wealth Report, kata Luhut, Asia akan menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 38,3 persen pada periode 2023–2028. Tak hanya itu, peningkatan jumlah aset finansial dunia yang diinvestasikan di luar negara asal juga diproyeksikan akan terus meningkat.

“Nah, ini. Dana yang berseliweran di luar negara-negara maju itu dibilang ada 11 triliun dolar AS yang mereka mau cari tempat nangkring-nya lah, bahasa kerennya gitu,” jelas Luhut.

Pada kesempatan lain, Luhut juga menyampaikan sudah ada beberapa konglomerat asing yang berminat mendaftar program family office atau keluarga kaya yang menginvestasikan dana di Bali.

Saat itu, ia menyampaikan bahwa tim yang menangani program ini telah mulai bekerja dan berencana melakukan kunjungan ke negara-negara atau wilayah administrasi khusus yang telah menerapkan konsep serupa, seperti Uni Emirat Arab, Hong Kong, dan Singapura.

Kunjungan ini juga bertujuan untuk memahami bagaimana pengelolaan dana keluarga kaya dilakukan di wilayah-wilayah tersebut serta menjadikannya sebagai tolok ukur dalam penerapan konsep investasi serupa di Indonesia. Luhut juga berharap skema family office ini dapat diperluas ke kota-kota lain, seperti Jakarta dan Ibu Kota Nusantara (IKN).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus