Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Plt Kepala Divisi Eksplorasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Sunjaya Eka Saputra menyebut eksplorasi minyak dan gas sebagai tulang punggung keberlanjutan industri hulu migas. Karena itu, tahun 2023 ini SKK Migas bakal meningkatkan kegiatan eksplorasi.
“Jumlah sumur yang ditargetkan tahun ini mencapai 57 sumur dengan investasi sebesar US$ 1,7 miliar. Maka, tahun 2023 memiliki investasi eksplorasi terbesar sejak tahun 2016,” kata Sunjaya dalam forum Coffee Morning Seri 3, dikutip Tempo dari siaran pers SKK Migas, Senin, 23 Januari 2023.
Baca juga: SKK Migas Targetkan Pengeboran 57 Sumur Eksplorasi, Bertambah 90 Persen
Pihaknya optimistis temuan sumur eksplorasi minyak dan gas tahun ini bisa lebih tinggi ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Terlebih, pada tahun 2022, SKK Migas mencapai pengeboran sumur ekplorasi sebanyak 30 umur. Capaian tersebut melampaui realisasi sebelum pandemi Covid-19 pada 2019, yakni sebanyak 24 sumur. Sunjaya juga mengatakan investasi eksplorasi pada 2022 juga meningkat 33 persen menjadi US$ 0,8 miliar dari tahun 2021 sebesar US$ 0,6 miliar.
“Tingginya kegiatan eskplorasi dan capaian success ratio pada tahun 2022 yang sebesar 81 persen, dari 27 sumur eksplorasi yang selesai ditajak, 22 sumur memberikan temuan migas,” kata Sunjaya.
Adapun total sumber daya yang dihasilkan dari penemuan sumur eksplorasi tahun 2022 kemarin, setidaknya menjapai 579 juta barel setara minyak (MMBOE). Penemuan besar pada tahun tersebut, di antaranya adalah di sumur Timpan-1 dan Anambas-2X.
Sunjaya menuturkan, penemuan sumur baru melalui eksplorasi minyak dan gas juga penting untuk membangun pondasi yang kuat sebagai pijakan peningkatan produksi hulu migas pada 2030, yakni minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD penggantian cadangan yang diproduksikan atau Reverse Replacement Ratio (RRR). Pada 2022, kata dia, RRR telah mencapai 156 persen atau di atas target sebesar 100 persen. Pada tahun terebut, plant of development (PoD) yang memiliki kontribusi terbesar RRR adalah OPLL Sanga-sanga dan PoD Hidayah.
“Sejak tahun 2018, capaian RRR bisa mencapai di atas 100 persen. Menegaskan bahwa upaya untuk membangun keberlanjutan produksi migas di masa mendatang menunjukkan arah yang benar,” ujar Sanjaya.
Baca juga: SKK Migas : Divestasi Shell di Blok Masela belum Selesai, Target Mundur ke 2029
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini